PIS Pertanyakan: Mana Suara LSM tentang Pembantaian Warga Sipil di Papua
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 22 Desember 2022 17:25 WIB
Hampir 90% warga yang luka juga adalah warga sipil. Bentuk kekerasannya juga sangat brutal.
Para teroris menembak, membacok, membakar pesawat terbang, membakar rumah, kios, dan juga memperkosa.
Tim UGM juga menyatakan sebagian besar kekerasan itu dilakukan gerakan Operasi Papua Merdeka.
Baca Juga: TERLENGKAP, Ini Jadwal Ibadah Misa Natal 2022 di Gereja Katedral Jakarta 24 dan 25 Desember 2022
Jumlah kekerasan oleh kaum teroris ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kalau di periode 2014-2016, rata-rata jumlah tindak kekerasan oleh kaum teroris itu hanyalah 11 kasus per tahun.
Pada 2019 sudah naik menjadi 40 kasus per tahun. Pada 2020 naik lagi sampai mencapai 64 kasus per tahun.
Ironisnya ini semua terjadi saat pemerintah justru mengeluarkan dana triliunan rupiah untuk membangun Papua. Jadi kelompok separatis itu memang nggak ingin berdamai. Mereka ingin Papua keluar dari Indonesia.
Sayangnya, kelompok-kelompok LSM Indonesia terkesan tidak mendukung tindakan tegas pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Hari Ibu 22 Desember, Puan Maharani Kenang Sang Nenek: Sekarang Zaman Sudah Berubah
Misalnya saja Juli lalu, terjadi pembunuhan 11 warga sipil oleh kaum teroris di Kabupaten Nduga.