Amir Uskara: Dilema Ekonomi Dunia di Tengah Populasi 8 Miliar
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 Desember 2022 02:50 WIB

Bagaimana solusinya? PBB menyatakan, negara-negara kaya dan masyarakat internasional harus membantu negara miskin dan berkembang untuk memperbaiki perekonomiannya.
Bila ekonominya maju, negara-negara miskin pun mampu mengantisipasi kerusakan lingkungannya.
Karena itu, kata Maria-Francesca Spatolisano dari Departemen Ekonomi dan Masalah Sosial PBB, semua negara khususnya negara-negara maju, harus melipatgandakan usahanya agar target pembangunan berkelanjutan (SDG) bisa tercapai pada tahun 2030.
Di antara target SDG tersebut adalah memberantas kemiskinan, kelaparan, dan ketimpangan, kemudian menciptakan perdamaian dan keadilan.
Celakanya, kondisi dunia setelah diterjang pandemi Covid-19 mengalami keterpurukan ekonomi. Termasuk negara-negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jepang. Dalam kondisi tersebut, meletus pula perang Rusia-Ukraia yang memperparah keterpurukan dunia tadi.
"Dalam situasi dunia yang kini mengalami krisis multidimensi, aspirasi yang dicanangkan dalam Agenda SDG 2030 sedang terancam," kata Sekjen PBB Antonio Guterres dalam laporan tahun 2022.
Guterres menyebutkan, pandemi Covid-19 yang memasuki tahun ketiga; perang di Ukraina yang menyebabkan krisis makanan, energi, kemanusiaan, dan pengungsi; lalu kekacauan iklim akibat global warming – menjadikan dunia nyaris terkapar.
Hanya sedikit negara yang mampu survive dari keterpurukan itu. Seperti India, Indonesia, dan China.
Baca Juga: Pernikahan Kesang Pangarep dan Erina Gudono, Deretan Tokoh Nasional Hadiri Undangan Jokowi