Puan, Mega, dan Titik Koma Perdamaian di Korea
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 10 November 2022 19:36 WIB
Para pemimpin di Semenanjung Korea yang rindu damai, niscaya terus berharap trah Sang Fajar akan mampu memberi sinar terang di hati mereka yang terlibat konflik itu.
Sebuah artikel di The Jakarta Post, 5 November 2022, oleh wartawan senior Kornelius Purba (KP), berjudul “Korean Leaders would welcome Megawati as peacemaker” tiba-tiba menyentak kesadaran kita.
Di tulisan itu terbersit munculnya perdamaian di semenanjung Korea yang selama ini seperti menghadapi jalan buntu.
Artikel Kornelius Purba itu, tampaknya perlu direspon secara serius oleh DPR dan PDIP sebagai partai berkuasa di Indonesia, di mana Presiden Jokowi ada di dalamnya.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2022 di PT Summarecon Agung Tbk Butuh Staff Admisi
Inti dari tulisan itu adalah Indonesia punya harapan besar untuk mendamaikan konflik panas di Semenanjung Korea.
Tulis Kornelius di The Jakarta Post: "Saya merasa heran mengapa sampai enam presiden Korsel meminta bantuan Megawati Soekarnoputri untuk berperan mendamaikan negara mereka dengan Korea Utara."
Sebagai wartawan senior The Jakarta Post yang berbasis di Istana Negara dan meliput dunia internasional, Kornelius sering berkomunikasi dengan pejabat dan diplomat Korsel. Mereka, para pemimpin Korea Selatan, selalu memuji ketua PDI-P itu.
Dan pujian tersebut bukan diplomasi sambal. Tapi serius karena ayah Megawati, Bung Karno adalah sedikit dari pemimpin dunia yang bersahabat dengan pimpinan pertama Korut, Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un.
Baca Juga: Piala Dunia 2022, Amerika Serikat Rilis Skuad Terbaiknya