Analisis: Konsolidasi Buzzer Anies Baswedan yang Tak Mau Disebut Buzzer
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 03 November 2022 09:05 WIB
Karena pelatihannya di hotel, pasti tim buzzer dan medsos ini juga didukung dana. Mereka bukan aktivis sukarelawan biasa, yang kerja gratisan.
Pemanfaatan buzzer oleh Anies sebenarnya bukan baru sekarang saja. Setahun lalu, November 2021, Anies memiliki tim buzzer lain.
Kali ini cukup istimewa karena pakai embel-embel agama. Tim buzzer ini dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI DKI Jakarta.
Baca Juga: Brian Kukuh: Kejaksaan Negeri Cianjur Jawa Barat Awasi Terus Pengelolaan Dana Desa
Sebelum tim buzzer dibentuk, MUI DKI diberi dana hibah oleh Pemprov DKI. Hibah itu sangat besar, nilainya Rp 10,6 miliar.
Buzzer bentukan MUI DKI ini diberi nama Cyber Army. Namanya keren, tetapi kerjanya ya seperti buzzer biasa.
Ketua Umum MUI DKI Jakarta, Munahar Muchtar, membela pembentukan buzzer itu. Munahar bilang, pembentukan Cyber Army adalah gagasan MUI DKI.
Cyber Army dibentuk untuk melawan buzzer yang menyerang ulama. Juga, untuk membela Gubernur DKI Anies Baswedan.
Baca Juga: Tak Hanya P18, P19, dan P21 Dalam KUHAP, Ini Daftar Kode Perkara yang Perlu Mahasiswa Hukum Ketahui
Munahar berdalih, Cyber Army dibentuk karena maraknya informasi hoaks. Hoaks itu dapat memecah belah umat, terutama umat Islam dan ulama.