Amir Uskara: Indonesia di Mata IMF
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 22 Oktober 2022 05:34 WIB
Ketiga, kenaikan suku bunga yang agresif di negara maju sebagai respons untuk mengendalikan tingginya inflasi, terutama di AS. BI memperkirakan suku bunga di AS masih berpotensi naik ke 4,5% pada 2022 dan mencapai 4,75% pada 2023.
Keempat, kenaikan suku bunga the Fed (Bank Sentral Amerika) yang agresif telah mendorong penguatan dolar AS. Kenaikan nilai dolar akan menyebabkan banyak negara terpuruk perekonomiannya. Karena mata uang mereka melemah. Lalu inflasi pun membubung.
Kelima adalah risiko dari persepsi investor. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, investor banyak mundur. Wait and see. Jika investor diam, investasi melemah, pertumbuhan ekonomi akan negatif.
Semua itu tantangan yang dihadapi Indonesia kini dan mendatang. Tentu saja, Indonesia tidak bisa mengatasi semua tantangan tersebut.
Baca Juga: Ini Contoh Teks Pidato Singkat Hari Sumpah Pemuda 2022, Gratis dan Bisa Diedit Sesuai Kebutuhan
Tapi tidak berarti nihil peluang untuk mengatasi krisis ekonomi tadi. Seperti disebutkan Presiden Jokowi di atas, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi krisis ekonomi tersebut.
Pujian IMF jangan membuat kita terlena. Jadikan pujian itu sebagai pelecut agar bangsa Indonesia makin rajin bekerja. Makin kreatif. Dan makin smart. Jika itu yang kita lakukan, niscaya Semesta berpihak pada kita.
Man jadda yajid. Siapa yang berkerja sungguh-sungguh, maka ia yang mendapatkannya.
Indonesia – kata Jokowi – harus bekerja keras untuk mengatasi inflasi dan resesi tersebut. Insya Allah, berkat kerja keras dan cerdas itu, semua masalah akan bisa diatasi. Mudah-mudahan! ***