Amir Uskara: Indonesia di Mata IMF
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 22 Oktober 2022 05:34 WIB
Krisis ekonomi global saat ini harusnya jadi momentum Indonesia untuk mandiri – melepaskan ketergantung pada barang impor.
Imbauan Presiden Jokowi agar belanja pemerintah, baik pusat maupun daerah, lebih banyak ditujukan untuk membeli produk dalam negeri perlu mendapat perhatian.
Karena hal tersebut, bisa meredam inflasi dan tentu saja menghemat devisa. Dampaknya, ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif di saat ekonomi dunia negatif.
Di pihak lain, untuk mengatasi muramnya ekonomi global, otoritas keuangan seperti Bank Indonesia (BI) – harus melakukan langkah-langkah strategis. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, setidaknya ada lima tantangan yang akan dihadapi ekonomi global tahun 2023.
Baca Juga: Via Vallen Bawa Kabar Tak Sedap, Kenapa ya
Pertama, perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhannya hanya 2,6% pada 2023, melambat dari perkiraan semula sebesar 3%. Bahkan pertumbuhan ekonomi global pada 2023, bisa lebih rendah dari 2,6%.
Perlamabatan ekonomi global yang berdampak pada bertambahnya pengangguran. Ini sudah terlihat di AS. Ekonomi negeri adidaya ini diprediksi hanya tumbuh 1,2 persen pada 2023. Lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi tahun 2002 yang sebesar 1,5 persen.
Hal yang sama dihadapi China, Jepang, dan Eropa. Mundurnya PM Liz Truss, karena tak sanggup mengatasi inflasi di Inggris, menandakan ekonomi Eropa sedang menghadapi masalah serius.
Kedua, tingkat inflasi global sangat tinggi. Ini terjadi akibat gangguan rantai pasok perdagangan komoditi global. Perang Rusia-Ukraina dan ketegangan Amerika-Tiongkok di Laut Cina Selatan menjadi salah satu penyebabnya.