Amir Uskara: Indonesia di Mata IMF
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 22 Oktober 2022 05:34 WIB
Artinya, investasi pun akan makin deras masuk ke Indonesia. Dampaknya, perekonomian tumbuh dan pengangguran berkurang. Penurunan ekonomi dampak krisis pandemi Covid-19, akan sirna.
Dalam perbincangan telepon dengan Direktur Pelaksana IMF tersebut, Jokowi mendapatkan informasi bahwa saat ini ada 16 negara yang sudah menjadi pasien IMF. Sementara 28 negara lainnya sedang antri di depan pintu IMF untuk mendapat “perawatan”.
Meskipun semua indikator berada pada kondisi yang baik, Jokowi mengingatkan semua pihak untuk terus bekerja keras, karena hal tersebut merupakan kunci utama dalam menghadapi kondisi sulit seperti sekarang.
Untuk itu, Jokowi mendorong semua pihak untuk bekerja tidak hanya makro dan mikro saja, tetapi juga detail.
Baca Juga: Cari Contoh Naskah Pidato Hari Sumpah Pemuda 2022 Bahasa Jawa, Pendek dan Bersahaja
Detail dalam arti memanfaatkan semua pelung yang ada untuk mengerek perekonomian, dari yang tingkat gajah sampai semut, seperti menanam cabai dan bayam di depan rumah.
"Kerja sekarang memang harus lebih detail, dilihat satu per satu, dan dikejar, diselesaikan. Itulah kerja yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Enggak bisa lagi kita hanya kerja makro saja, bisa luput, bisa meleset," ucapnya.
Pasalnya, kerja detail itu juga diperlukan dalam mengatasi inflasi.
Jika di negara lain inflasi hanya menjadi urusan bank sentralnya saja, maka di Indonesia inflasi harus diselesaikan dengan kolaborasi banyak pihak baik otoritas moneter, otoritas fiskal, hingga pemerintah daerah.
Baca Juga: Widih, Kini Grab Gaet i.saku Beri Kemudahan Pilihan untuk Bayar GrabCar dan GrabBike