Simak Contoh Teks Pidato Hari Santri Nasional yang Penuh Semangat dan Bikin Merinding
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 17 Oktober 2022 22:51 WIB
ORBITINDONESIA - Naskah pidato di bawah ini paling dicari masyarakat menjelang peringatan Hari Santri Nasional.
Tahun ini, Hari Santri Nasional jatuh pada Sabtu, 22 Oktober 2022.
Pidato bertema Hari Santri Nasional ini dapat disampaikan kepada publik dalam acara-acara formal maupun informal.
Baca Juga: Simak Teks Naskah Khutbah Jumat Edisi Hari Santri Nasional 2022, Santri dan Makna Jihad
?????? ????? ????? ???? ???????
??? ???? ?????? ??????
????? ??? ?? ???????? ????? ?? ???? ??? ?????
??????? ???? ???? ??? ????? ??????
??? ???
Hari ini tahun ketujuh Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Santri. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri tanggal 22 Oktober 2015 yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram 1437 Hijriyah merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri tidak lepas dari Resolusi Jihad yang dikumandangkan Hadlaratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, pada 22 Oktober 1945. Di hadapan konsul-konsul Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura, bertempat di Kantor Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama di Jl. Boeboetan VI/2 Soerabaja, Fatwa Resolusi Jihad NU digaungkan dengan pidato Hadlaratus Syeikh yang menggetarkan:
“..Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada diloear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itoe djadi fardloe kifayah (jang tjoekoep kalaoe dikerdjakan sebagian sadja…).”
Baca Juga: Sederet Aplikasi Video Call Terbaik, Nomor 4 Jadi Favorit
Tanpa Resolusi Jihad NU dan pidato Hadlaratus Syeikh yang menggetarkan ini, tidak akan pernah ada peristiwa 10 November di Surabaya yang kelak diperingati sebagai Hari Pahlawan.