Catatan Denny JA: Ketika Suara Rakyat Ditukar Liter Solar
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 18 Juli 2025 07:06 WIB

Minyak, Politik, dan Bisnis (13)
ORBITINDONESIA.COM - Pada awal Januari 2012, Presiden Goodluck Jonathan mengumumkan penghapusan subsidi bahan bakar bensin. Maka harga yang selama ini sangat murah, sekitar ₦65, naik menjadi ₦141 per liter.
Kenaikan harga ini memicu kemarahan publik. Terutama ibu-ibu dan keluarga miskin protes. Mereka mengandalkan transportasi murah untuk kebutuhan dasar seperti pergi ke pasar atau ke puskesmas.
Baca Juga: Sebulan Menuju Kemenangan Prabowo-Gibran Terbuka Lebar, Inilah Analisis Denny JA
Seorang ibu di Lagos, Antonia Arosanwo, menggambarkan efeknya dengan jelas:
“Saya marah. Biaya perjalanan saya di bus melambung dua kali lipat sejak subsidi dihapus.”
Gerakan ini meluas menjadi protes nasional yang dikenal sebagai Occupy Nigeria (2–14 Januari 2012).
Unjuk rasa besar dilakukan. Bus dihentikan, jalan diblokir. Dan puluhan orang tewas akibat bentrokan dengan aparat .
Hanya dalam dua minggu, pemerintah tersentak, mengembalikan harga bensin ke level sekitar ₦97 per liter.
Ketika pencabutan subsidi menentukan nasib pemimpin, apakah ini jenis demokrasi yang sehat?
Baca Juga: Akankah Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran? Inilah Analisis Denny JA
-000-