Amidhan Shaberah: Buya Edi dan Islam Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 27 September 2022 19:03 WIB
Ini berbeda dengan Islam Indonesia. Islam Indonesia bersifat inklusif dan modern. Dinamis dan terbuka terhadap pengaruh dari "luar".
Karena sifatnya yang inklusif dan terbuka, maka Islam Indonesia akan terus berubah, kompatibel dengan zamannya.
Dalam konteks inilah, Dubes Inggris untuk Indonesia Martin Hartfull yang menyerahkan gelar penghargaan Commander of The Order of British Empire (CBE) kepada Azyumardi Azra pada 28 September 2010, menyatakan -- bahwa "Buya Edi' berhasil membuka mata dunia tentang Islam alternatif yang mencerahkan.
Kata Hartfull, Buya Edi telah berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa "rujukan Islam itu tidak hanya ada di Timur Tengah dan Asia Selatan" -- tapi juga di Indonesia.
Baca Juga: Alasan Mengapa F1 GP Singapura Termasuk Ekstrem
Indonesia sebagai negeri dengan populasi Islam terbesar di dunia, ternyata memiliki kekhasan Islam yang patut mendapat perhatian dunia.
Kenapa? Sejarah mencatat, Islam "mendarat" di bumi Indonesia ketika penduduknya sudah turun temurun beragama Hindu, Budha, dan beberapa agama lokal.
Uniknya, penduduk Indonesia dapat "memblending" ajaran Hindu dan Budha dengan baik nyaris tanpa friksi.
Di Bali dan Jawa, misalnya, ajaran agama Hindu dan Budha bisa saling mengisi dan mempengaruhi -- bahkan berintegrasi secara positif.
Baca Juga: Contoh Naskah Khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW, Sejarah Kelahiran Rasulullah