DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Apabila si Chaplin Tidak Bayar Utangnya yang Dipastikan Sampai Rp 230 Triliun: Cerita tentang Lion Air

image
Maskapai penerbangan Lion Air.

Prosesi penandatanganan kontrak disaksikan oleh Perdana Menteri Italia yang kala itu menjabat, Matteo Renzi. Seremoni pun digelar di kantor  pemerintahan Italia yaitu Pallazo Chigi – Piazza Colonna.

Bagaimana mungkin, sebuah perusahaan swasta bisa sedemikian perkasa. Memiliki akses langsung ke tiga negara berbeda: AS, Prancis, dan Italia dalam waktu yang nyaris berurutan, tak berselang lama? 

Bagaimana mungkin, seorang Rusdi Kirana, bisa sedemikian digdaya? Apa iya tak ada itung-itungan kelayakan usahanya?

Baca Juga: Gunakan 7 Cara Ini Agar Kucing Jinak dan Mudah Diajak Bermain

Belakangan jawabnya sederhana: ada keterlibatan negara sebagai penjamin utang tersebut!  Bila yang pertama dituding adalah eks-Wapres Jusuf Kalla, belakangan juga melibatkan Sang Presidennya- SBY.

Negara tiba-tiba terlibat sebagai penjamin utang swasta untuk bisnis dengan resiko tinggi. Lha wong, maskapai milik negara saja dikelola dengan amburadul, lha kok ini mau menjamin swasta yang kadang bekerja sak karepe dewe.

Hal ini sempat jadi bisik-bisik heboh, kenapa Lion Air yang sedemikian bermasalah dalam manjemennya.

Sering kecelakaan, tak sekali dua membatalkan penerbangan, dan yang tersering menunda jadual, delay seenak udelnya sendiri. Nyaris tanpa sanksi yang berarti.

Baca Juga: Kabar Gembira! Gibran Rakabuming Raka Bikin Sayembara Komentar Terlucu, Hadiahnya Bikin Tercengang

Belum lagi tunggakan pada PT Angkasa Pura sebagai pengelola bandara maupun Pertamina sebagai penyedia bahan bakar. Dan pihak-pihak ketiga lain, yang kalau diinventarisasi satu persatu tak terperi banyaknya. Maksudnya tagihannya.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait