DECEMBER 9, 2022
Kolom

Menjemput Panen, Meruntuhkan Kuasa Tengkulak, dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani

image
Tim Jemput Gabah Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon dikawal Babinsa membeli gabah petani seharga Rp6.500 per kilogram di Desa Panawuan Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu, 9 Agustus 2025. ANTARA/Harianto

Kehadiran Bulog di desanya menjadi angin segar. Harga gabah kini pasti, Rp6.500 per kilogram, membuat petani bisa merencanakan hidup tanpa dihantui permainan tengkulak.

"Sebelum Bulog turun, harga gabah di kisaran Rp4.800 per kilogram, jarang di atas Rp5.000 per kilogram," kata Sudaryo mengingat masa lalu saat hasil jerih payah dibeli tengkulak di bawah HPP gabah saat ini.

Kini, Tim Jemput Gabah datang ke lahan, menimbang hasil panen, dan membayar dalam 24 jam. Uang pun langsung akan digunakan Sudaryo untuk mengolah kembali lahan seluas 2 hektare tanpa berhutang. Baginya semakin luas lahan, semakin besar “gaji” yang ia tentukan setiap musim. Dengan interval panen empat bulan, ia membagi lahan agar tiap bulan ada hasil.

Baca Juga: Entang Sastraatmadja: Bulog, Mau Beli Gabah atau Beras?

Anak sulungnya sudah lulus S1, yang bungsu masih SD. Semua biaya sekolah itu berasal dari hasil padi, membuktikan sawah mampu menyekolahkan anak setinggi-tingginya.

Dia bercerita, sindiran pernah datang: “Tidak gengsi jadi petani?” Sudaryo hanya tertawa. Baginya, menjadi petani berarti merdeka, tak bergantung pada perusahaan, hanya pada Tuhan dan alam.

Benteng gabah

Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Minta Penggilingan Padi Diawasi Agar Gabah Dibeli Rp6.500

Babinsa Desa Panawuan Serka Tri Purnomo menjadi garda terdepan, mendampingi Bulog menjemput gabah langsung dari sawah demi menepis bayang-bayang permainan harga tengkulak. Dengan harga Rp6.500 per kilogram, antusiasme petani desa binaannya melonjak, bahkan setiap hari Tri mampu memfasilitasi penyerapan hingga 10 ton gabah langsung ke Bulog.

Baginya, peran Babinsa tak sekadar membantu transaksi, tetapi menjaga keamanan hasil panen sejak dipanen hingga karung-karung gabah itu sampai di truk penjemput. Setiap hari, dirinya melakukan sosialisasi kepada petani di desa binaannya jika Bulog hendak datang membeli gabah. Informasi disampaikan sehari sebelumnya agar petani segera bersiap.

Kadang penjemputan baru selesai malam, sekitar pukul 20.00 WIB atau 21.00 WIB, membuatnya harus berjaga demi memastikan gabah terserap hari itu tanpa risiko pencurian.

Baca Juga: Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana: Banjir di Persawahan Tidak Signifikan Pengaruhi Produksi Gabah

Bagi Tri, tiap karung gabah yang aman sampai ke Bulog adalah kemenangan kecil, tanda negara hadir, memberi harga adil, dan meruntuhkan kuasa tengkulak di desa binaannya.

Halaman:

Berita Terkait