DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Catatan dari Diskusi KSTI di ITB: Mengantisipasi Teknologi Tempur Masa Depan

image
Ilustrasi - Rudal Hipersonik Kinzhal (Foto; Youtube)

ORBITINDONESIA.COM - Perang di abad ke-21 bergerak jauh melampaui gambaran tradisional pertempuran yang mengandalkan pasukan darat, senjata api konvensional, dan tank baja berat. Munculnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), robotika, sistem satelit canggih, senjata hipersonik, dan sistem rudal presisi tinggi telah mengubah lanskap keamanan global.

Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan kekuatan regional seperti India, Israel, dan Turki, kini bersaing ketat dalam mengembangkan teknologi tempur generasi berikutnya. Investasi dalam bidang ini tidak hanya bertujuan memenangkan perang, tetapi juga menghalangi konflik dengan membangun deterrence (daya tangkal) yang kuat.

1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam Medan Tempur

Baca Juga: Beijing Jadi Tuan Rumah Pesta Olahraga Robot Humanoid Pertama di Dunia

AI menjadi tulang punggung strategi tempur masa depan. Dengan kemampuan memproses data dalam jumlah masif secara real-time, AI dapat:

* Menganalisis intelijen medan perang dari berbagai sumber, termasuk citra satelit, drone, dan sensor darat.

* Mengoptimalkan logistik untuk memastikan pasokan senjata, amunisi, dan bahan bakar tepat waktu di medan tempur.

Baca Juga: Eksplorasi galaxy dengan artificial intelligence. Petualangan luar angkasa akan didominasi dengan robot artificial intelligence.

* Mengendalikan sistem persenjataan otonom, seperti drone penyerang (loitering munitions) yang mampu mencari dan menghancurkan target tanpa kendali manusia langsung.

* Simulasi pertempuran virtual untuk perencanaan taktis dan pelatihan pasukan.

Perusahaan seperti Palantir Technologies (AS) dan Huawei AI Labs (Tiongkok), serta program militer seperti Project Maven milik Departemen Pertahanan AS, telah memperlihatkan bagaimana AI dapat memprediksi pergerakan musuh dan menyarankan strategi optimal. Di masa depan, AI akan menjadi “komandan virtual” yang dapat memberikan keputusan taktis lebih cepat daripada kemampuan manusia.

Baca Juga: Ditopang Rantai Industri yang Lengkap, Perkembangan Sektor Robotika China Melesat Cepat

2. Robotika dan Sistem Otonom

Halaman:

Berita Terkait