Buku "The Power of Now" Karya Eckhart Tolle: Kebebasan Spiritualitas dan Kebahagiaan Sejati
- Penulis : Khoirotun Nisak
- Kamis, 07 Agustus 2025 11:24 WIB
.jpg)
ORBITINDONESIA.COM - Apa hal yang paling sering kita abaikan: saat ini?
Melalui buku The Power of Now, Tolle mengurai secara perlahan, namun mengena, bagaimana penderitaan manusia kerap kali bersumber dari keterikatan pada masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan.
Ia menegaskan bahwa kunci kebebasan spiritual, bahkan kebahagiaan sejati, terletak pada satu momen yang paling nyata—yakni saat ini, the now.
Inti dari buku ini adalah ajakan untuk menyadari bahwa pikiran manusia cenderung hidup di waktu yang tidak nyata.
Baca Juga: Menghidupkan Api Batin: "Buku Do It With Your Passion" karya Ken Robinson
Kita memutar ulang masa lalu yang sudah tak bisa diubah, atau menciptakan ketakutan akan masa depan yang belum tentu terjadi.
Tolle menyebut pola ini sebagai identifikasi diri dengan pikiran—di mana ego membangun narasi tentang “aku” berdasarkan waktu.
Padahal, menurutnya, diri sejati kita justru ditemukan saat kita hadir sepenuhnya, dalam keheningan batin yang tak diwarnai pikiran.
Bagian paling menggugah dalam buku ini adalah ketika Tolle menjelaskan bahwa penderitaan bukan datang dari situasi itu sendiri, tetapi dari resistensi kita terhadap kenyataan.
Sakit hati, kemarahan, dan kekecewaan tumbuh karena kita menolak apa yang sedang terjadi.
Maka, dengan menerima saat ini—apa pun bentuknya—kita membuka diri terhadap kedamaian yang tak tergantung kondisi luar.
Kedamaian itu, bagi Tolle, bukan sekadar emosi, melainkan kesadaran akan eksistensi murni.
Buku ini tidak menawarkan dogma agama atau sistem kepercayaan tertentu. Sebaliknya, ia bersifat lintas spiritualitas.
Bahasa Tolle begitu lembut, meditatif, dan menyentuh berbagai lapisan kesadaran pembaca. Ia tidak menggurui, tapi mengajak: “Amati pikiranmu, jadilah saksi, bukan pelaku.”
Ia ingin pembaca memahami bahwa kita bukan pikiran kita, melainkan kesadaran yang mengamati pikiran itu. Inilah yang disebutnya sebagai “awakening” atau pencerahan.
Yang membuat The Power of Now begitu relevan dan kuat adalah pendekatannya yang tidak hanya filosofis, tetapi juga praktis.
Tolle memberi petunjuk-petunjuk sederhana untuk melatih kehadiran: menyadari napas, merasakan tubuh, menghentikan sejenak aliran pikiran.
Ia mengajarkan bahwa keheningan batin bukan berarti pasif, tapi ruang di mana tindakan lahir dari kejernihan, bukan dari reaktivitas.
Pesan paling mendalam dari buku ini adalah bahwa hidup terjadi di sini dan sekarang, bukan di masa lalu yang sudah mati, atau masa depan yang belum ada.
Saat kita benar-benar hadir, kita terhubung dengan inti terdalam dari keberadaan. Dan di situlah, kata Tolle, kebebasan sejati dimulai.
The Power of Now adalah buku yang tidak hanya perlu dibaca, tapi dialami—sebuah pelan tapi pasti perjalanan pulang ke dalam diri.***