DECEMBER 9, 2022
Otomotif

Transaksi di Pameran Otomotif GIIAS 2025 Turun, Pakar Sebut Akibat Daya Beli Tertekan

image
Pengunjung memadati ruang pamer kendaraan pada hari terakhir pameran otomotif GIIAS 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu, 3 Agustus 2025. GAIKINDO mencatat selama pelaksanaan pameran GIIAS 2025 jumlah pengunjung mengalami kenaikan sebesar tujuh persen dibanding GIIAS 2024, sementara nilai transaksi termasuk pembelian mobil baru turun akibat tekanan ekonomi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.

ORBITINDONESIA.COM - Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 mencatat kenaikan pengunjung mencapai 485.569 orang, melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar 475.084. Namun tidak berbanding lurus dengan transaksi pembelian kendaraan yang diprediksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menurun.

Saat dihubungi dari Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025,Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai kondisi ini disebabkan melemahnya daya beli kelas menengah di tengah tekanan ekonomi.

“Penurunan transaksi pembelian kendaraan kemungkinan besar disebabkan  melemahnya daya beli kelas menengah kita akibat kenaikan harga mobil kisaran Rp150-400 juta sebesar rata-rata 7 persen per tahun yang tidak selaras dengan pertumbuhan pendapatan riil hanya 4-5 persen,” kata dia.

Baca Juga: Wow, Pabrikan Otomotif Asal China Xpeng Pamerkan Mobil Terbangnya di GIIAS 2025

Yannes mengatakan, kelas menengah memegang peranan vital dalam industri otomotif karena merupakan kelompok konsumen terbesar dan paling aktif dalam membeli kendaraan.

Mereka menjadi target utama produsen dan perusahaan pembiayaan karena cenderung membeli mobil secara cicilan serta rutin mengganti kendaraan setiap beberapa tahun.

Ketergantungan mereka pada kredit membuat kelas ini sangat sensitif terhadap fluktuasi suku bunga dan inflasi, sehingga penurunan daya beli atau tekanan ekonomi langsung berdampak pada penjualan mobil nasional.

Baca Juga: Isuzu D-Max Mobil Konsep untuk Menjelajah Alam Hadir di Pameran GIIAS 2025

“Ditambah tekanan ekonomi seperti inflasi pangan 6,2 persen pada Juni 2025 dan kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate ke 5,75 persen yang mempersempit kemampuan kredit konsumen,” ujar Yannes.

Sementara itu, data penjualan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Penjualan ritel kendaraan pada semester I 2025 tercatat turun 9,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Bahkan, penjualan grosir (wholesales) anjlok tajam sebesar 22,6 persen hanya dalam bulan Juni, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Meskipun Menteri Keuangan menyatakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12 persen pada triwulan II-2025, Yannes menyebut dampak positifnya terhadap sektor otomotif diperkirakan baru akan terasa 12 hingga 13 bulan ke depan.

Baca Juga: Gaikindo: Jumlah Pengunjung Pameran Otomotif GIIAS Terus Tumbuh Dibandingkan 2024

Artinya, dengan hanya beberapa bulan tersisa di tahun ini, pelaku industri otomotif masih harus menghadapi tantangan berat.

Halaman:

Berita Terkait