DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

PT KAI Modernisasi Sarana untuk Tingkatkan Keandalan dan Efisiensi Operasional

image
PT Kereta Api Indonesia (Persero) memperkenalkan lokomotif hasil reverse engineering dalam rangkaian kegiatan Jambore Indonesian Railways Cyclist Community (IRCC) yang digelar di Balai Yasa Yogyakarta, Sabtu, 19 Juli 2025. ANTARA/HO-Humas KAI

ORBITINDONESIA.COM - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI melaksanakan modernisasi sarana perkeretaapian, untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional serta mendukung pelayanan transportasi publik yang aman, nyaman hingga tepat waktu.

PT KAI memperkenalkan lokomotif hasil reverse engineering dalam rangkaian kegiatan Jambore Indonesian Railways Cyclist Community (IRCC) yang digelar di Balai Yasa Yogyakarta.

"Ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan KAI dalam memperbarui dan memodernisasi sarana perkeretaapian untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional," kata Direktur Perencanaan Strategis dan Pengelolaan Sarana PT KAI John Robertho dikutip di Jakarta, Sabtu, 19 Juli 2025.

Baca Juga: PT KAI Tambah 362 Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh, Antisipasi Lonjakan Jumlah Penumpang Mudik

Dia menyampaikan, inovasi dalam dunia transportasi merupakan langkah strategis yang tidak dapat dihindari untuk menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat yang terus berkembang.

“Keberhasilan program reverse engineering ini merupakan hasil dari inovasi insan KAI di Balai Yasa Yogyakarta yang terus berinovasi dan bertransformasi," ujarnya.

Melalui upaya itu, KAI berharap dapat menghadirkan layanan kereta api yang lebih andal, efisien, dan aman bagi seluruh pengguna transportasi tersebut.

Baca Juga: PT KAI Berangkatkan 2 juta Pemudik Selama Angkutan Mudik Lebaran, 21-31 Maret 2025

Lokomotif yang di-reverse adalah lokomotif legendaris CC 201 89 16, yang telah menjadi bagian penting dalam sejarah perkeretaapian Indonesia sejak era 1980-an. Namun, seiring berjalannya waktu, performanya menurun akibat faktor usia.

Oleh karena itu, KAI melakukan pembaruan menyeluruh untuk mengembalikan sekaligus meningkatkan kinerja lokomotif agar sesuai dengan kebutuhan operasional masa kini.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan, salah satu elemen utama dalam reverse engineering ini adalah penerapan sistem Medha Excitation Propulsion (MEP) berbasis mikroprosesor. Teknologi itu menggantikan sistem eksitasi konvensional yang bersifat elektro-mekanis dan telah berusia puluhan tahun.

Baca Juga: PT KAI Group Angkut 19,03 Juta Pemudik, 21 Maret Hingga 4 April 2025

“MEP memberikan daya hingga 2.100 HP dengan respons tenaga yang lebih cepat serta sistem kontrol yang lebih presisi. Teknologi ini juga terbukti lebih efisien dalam memaksimalkan energi sehingga berdampak langsung pada penghematan bahan bakar dan biaya operasional,” jelas Anne.

Proses reverse ini juga mencakup penggantian generator DC lama dengan alternator, yang menghasilkan tegangan lebih stabil meskipun kecepatan mesin berubah-ubah. Sistem itu terbukti lebih hemat energi, lebih minim perawatan, dan meningkatkan performa lokomotif di berbagai kondisi medan dan beban.

Teknologi MEP turut dilengkapi TFT Display yang memungkinkan pemantauan real-time terhadap parameter penting seperti tegangan, arus, tekanan udara sistem pengereman, dan lainnya.

Baca Juga: Anne Purba PT KAI: Pembangunan Stasiun Jatake Terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan

Fitur ini memungkinkan teknisi untuk melakukan diagnosis daring (online monitoring), mempercepat proses perawatan, dan mengurangi potensi gangguan layanan.

Seluruh proses reverse engineering ini dilakukan oleh tenaga ahli KAI di Balai Yasa Yogyakarta.

Setelah selesai, lokomotif telah melewati uji performa dan keselamatan sesuai dengan standar tinggi yang berlaku. Hasil uji menunjukkan performa lokomotif sangat baik dan siap mendukung operasional angkutan penumpang maupun barang.

Baca Juga: PT KAI Temukan 5.051 Barang Tertinggal Milik Penumpang Senilai Rp5,9 Miliar pada Januari - Mei 2025

Dengan keberhasilan inisiatif ini, KAI berencana untuk memperluas implementasi teknologi MEP ke lokomotif lainnya secara bertahap.***

Halaman:

Berita Terkait