DECEMBER 9, 2022
Kolom

Penggunaan AI di Media Massa dan Masalah Etika Jurnalistik

image
Satrio Arismunandar (Foto: koleksi pribadi)

Oleh Satrio Arismunandar*

Ketika menyebut kata “penulis,” orang biasanya membayangkan sosok penulis fiksi, seperti novelis, cerpenis, atau penyair. Padahal ada profesi yang sangat intens dengan kepenulisan, yang mungkin terlupakan justru karena menulis bagi mereka sudah menjadi aktivitas rutin sehari-hari. Profesi itu adalah wartawan atau jurnalis.

Perbedaan mendasar antara jurnalis dengan novelis, cerpenis atau penyair adalah jurnalis berurusan dengan hak-hal faktual. Ia harus menulis berdasarkan fakta,  bukan khayalan, imajinasi, atau hasil lamunan. Bahkan, jurnalis tidak boleh mencampurkan fakta dengan fiksi.

Baca Juga: Diskusi Kreator Era AI, Satrio Arismunandar: Kolaborasi Seniman dan AI Bisa Hasilkan Anime Berkualitas Tinggi

Tetapi dalam satu hal, seperti halnya para penulis fiksi, jurnalis juga mengalami persoalan dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence). Saya yang sudah puluhan tahun menjalani profesi jurnalis di media cetak, media siar (broadcasting) dan media online merasakan hal ini.

Penggunaan AI dalam media massa, termasuk untuk menulis berita, menyunting naskah, mengelola konten, hingga menyebarkannya, telah berkembang pesat. Namun, dari perspektif etika jurnalistik, hal ini menimbulkan tantangan serius, yang perlu ditanggapi secara hati-hati.

Bagi penulis fiksi, kehadiran AI yang mampu membuat cerpen atau puisi dalam hitungan detik, hanya berdasarkan beberapa kalimat instruksi sederhana, terasa mengancam profesi penulis dan merupakan tantangan kreativitas.

Baca Juga: Puisi Esai Mini Satrio Arismunandar: Penjahat Keji Dunia Maya yang Memerkosa Korbannya

Sedangkan bagi jurnalis, tantangannya lebih kompleks karena berurusan dengan data dan fakta, yang harus dipertanggungjawabkan pada audiens atau konsumen media.

Apabila ada berita yang ditulis menggunakan AI, dan kemudian terbukti berita itu tidak akurat, keliru, bias, siapa yang harus disalahkan? Apakah penggunaan AI itu sendiri dibolehkan atau sesuai dengan kode etik jurnalistik, yang merupakan pegangan bagi para jurnalis dalam menjalankan tugas profesinya?

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita uraikan dulu bentuk-bentuk penggunaaan AI di media massa yang ada saat ini.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Brain Rot Bikin Anak dan Siswa Sulit Konsentrasi Dalam Waktu Lama

Bentuk Penggunaan AI di Media Massa

Halaman:

Berita Terkait