Perubahan tersebut harus disetujui oleh Parlemen. Pemilu nasional berikutnya harus diselenggarakan pada tahun 2029.

"Sudah terlalu lama, kepercayaan publik terhadap demokrasi kita telah rusak dan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga kita dibiarkan menurun," kata Wakil Perdana Menteri Angela Rayner. "Kami mengambil tindakan untuk meruntuhkan hambatan partisipasi yang akan memastikan lebih banyak orang memiliki kesempatan untuk terlibat dalam demokrasi Inggris."

Stuart Fox, dosen politik di University of Exeter yang telah mempelajari pemungutan suara kaum muda, mengatakan "masih jauh dari jelas" apakah menurunkan usia pemilih benar-benar meningkatkan keterlibatan kaum muda.

Baca Juga: Pemerintah Inggris Kecam Keras Nyanyian "Kematian Bagi Militer Israel" yang Disiarkan Langsung di BBC

"Membantu kaum muda didengarkan adalah hal yang tepat," katanya. "Namun, ada langkah-langkah lain yang lebih efektif untuk mendorong kaum muda memilih — terutama mereka yang berasal dari latar belakang termiskin yang sejauh ini paling kecil kemungkinannya untuk memilih — seperti memperkuat kurikulum kewarganegaraan atau memperluas penyediaan program sukarelawan di sekolah." ***