DECEMBER 9, 2022
Kolom

Koperasi di Era Digital: Membangun Koperasi Berbasis Teknologi

image
Ilustrasi - Koperasi (Foto: Istimewa)

Oleh Joko Rurianto*

ORBITINDONESIA.COM - Indonesia memperingati Hari Koperasi setiap tanggal 12 Juli sebagai bentuk penghargaan terhadap peran koperasi dalam membangun perekonomian rakyat.

Di tengah arus perubahan zaman yang semakin cepat, koperasi tidak lagi hanya identik dengan simpan pinjam atau toko kelontong. Kini, koperasi dituntut bertransformasi, memanfaatkan teknologi digital dan telekomunikasi demi menjawab tantangan zaman dan memperluas manfaat bagi anggotanya.

Baca Juga: Menkop Budi Arie Setiadi Bentuk Pos Pengaduan Permasalahan Koperasi di Indonesia

Koperasi merupakan bentuk usaha yang unik karena berlandaskan pada prinsip kebersamaan, demokrasi ekonomi, dan keadilan sosial. Dalam koperasi, setiap anggota memiliki hak suara yang sama, tidak peduli seberapa besar modal yang ditanamkan. Model ini menjadikan koperasi sebagai alat pemberdayaan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.

Namun, di era globalisasi dan digitalisasi, koperasi menghadapi tantangan besar. Persaingan usaha semakin ketat, ekspektasi konsumen berubah, dan teknologi berkembang pesat. Untuk tetap relevan, koperasi harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi sebagai alat transformasi.

Telekomunikasi infrastruktur kunci

Baca Juga: Presiden Prabowo Panggil Menteri-menteri ke Istana Jumat Pagi, Bahas Koperasi Desa Merah Putih

Telekomunikasi merupakan tulang punggung dari transformasi digital. Tanpa konektivitas yang andal dan merata, koperasi akan kesulitan mengakses teknologi digital, mengelola data, atau menjangkau pasar yang lebih luas.

Di Indonesia, masih banyak wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau jaringan internet berkualitas. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi koperasi.

Beberapa koperasi di sektor telekomunikasi telah menunjukkan potensi besar. Misalnya, Kisel, Koperasi Telkomsel, salah satu pionir koperasi yang menyediakan layanan berbasis penyedia kebutuhan pelanggan. Di beberapa daerah juga terdapat koperasi petani yang memanfaatkan aplikasi berbasis SMS dan WhatsApp untuk mengakses informasi harga pasar, cuaca, dan pelatihan daring. Dengan dukungan infrastruktur telekomunikasi yang memadai, koperasi dapat menjadi jembatan digital bagi anggotanya.

Baca Juga: Khofifah Indar Parawansa: Pembentukan 70.000 Koperasi Desa Merah Putih Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Digitalisasi koperasi tidak hanya soal memiliki aplikasi atau website. Ini adalah proses menyeluruh yang mencakup digitalisasi administrasi, platform digital untuk layanan, serta ekosistem digital koperasi.

Pengelolaan keuangan, keanggotaan, dan rapat koperasi dapat dilakukan secara digital untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. Kemudian, koperasi dapat menyediakan layanan simpan pinjam, pemasaran produk, hingga pelatihan anggota melalui aplikasi mobile atau platform daring.

Terkait ekosistem digital, dengan membangun ekosistem digital koperasi bisa terhubung dengan koperasi lain, pelaku usaha, dan lembaga keuangan untuk memperluas jaringan dan kolaborasi.

Baca Juga: Koperasi Merah Putih: Close Loop Lawan Hambatan Perdagangan Global

Contoh sukses dapat dilihat dari koperasi yang mengembangkan aplikasi e-commerce untuk menjual produk anggotanya secara langsung ke konsumen. Dengan strategi digital marketing yang tepat, produk lokal bisa menembus pasar nasional bahkan internasional.

Belajar dari dunia

Transformasi koperasi menuju digital bukan hanya wacana lokal, tetapi juga bagian dari tren global. Beberapa negara telah menunjukkan bagaimana koperasi bisa menjadi kekuatan ekonomi berbasis teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Menkop Budi Arie Setiadi Pastikan Koperasi Desa Merah Putih Dikelola Secara Transparan Profesional

Finlandia misalnya, menempati peringkat tinggi dalam indeks nilai koperasi global. Negara ini memiliki koperasi konsumen dan koperasi energi yang sangat maju. Koperasi seperti S Group dan OP Financial Group telah mengintegrasikan layanan digital secara menyeluruh, mulai dari aplikasi mobile untuk transaksi hingga platform edukasi keuangan bagi anggotanya. Digitalisasi di Finlandia bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal membangun kepercayaan dan partisipasi aktif anggota.

Korea Selatan memberikan contoh menarik melalui gerakan Saemaul Undong, yang menjadi fondasi koperasi desa modern

Meskipun awalnya berbasis pembangunan fisik dan mental, kini koperasi di Korea Selatan telah mengadopsi teknologi digital untuk layanan keuangan mikro, pertanian pintar, dan e-commerce lokal. Kunci keberhasilan mereka adalah internalisasi nilai ketekunan, swadaya, dan gotong royong, yang diperkuat dengan pelatihan intensif dan dukungan lintas kementerian.

Baca Juga: Kepolisian Gulung Pelaku Pungutan Liar Berkedok Koperasi di Pasar Kramatjati Jakarta Timur

Sementara itu, Kenya menunjukkan bagaimana koperasi bisa menjadi solusi inklusif di negara berkembang. Koperasi kredit di Kenya telah memanfaatkan teknologi mobile seperti M-Pesa untuk menyediakan layanan keuangan kepada jutaan orang yang sebelumnya tidak memiliki akses ke bank. Model ini menunjukkan bahwa digitalisasi koperasi bisa menjadi alat pemberdayaan yang sangat efektif, bahkan di wilayah dengan infrastruktur terbatas.

Benchmark dari negara-negara ini menunjukkan bahwa digitalisasi koperasi bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat berdampak jika dilakukan dengan strategi yang tepat dan berbasis nilai.

Kunci keberhasilan

Baca Juga: Menko Zulkifli Hasan Sebut Mulai 1 Juli Koperasi Desa Bisa Ajukan Pinjaman ke Himbara

Transformasi digital koperasi tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi antara koperasi, pemerintah, sektor swasta, dan komunitas teknologi.

Pemerintah dapat berperan dalam menyediakan infrastruktur dan regulasi yang mendukung. Sektor swasta dapat menjadi mitra teknologi dan investasi. Sementara komunitas teknologi dapat membantu dalam pelatihan dan pengembangan solusi digital yang sesuai dengan kebutuhan koperasi.

Salah satu contoh kolaborasi yang inspiratif adalah program pelatihan digital untuk koperasi yang melibatkan startup teknologi, universitas, dan kementerian. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga membantu koperasi menyusun strategi digital yang berkelanjutan.

Baca Juga: Menkop Budi Arie Setiadi Pastikan Koperasi Desa Terlibat Dalam Proyek 3 Juta Rumah

Meski potensinya besar, digitalisasi koperasi juga menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya adalah literasi digital yang rendah karena banyak pengurus dan anggota koperasi belum terbiasa dengan teknologi digital, keterbatasan dana mengingat investasi awal untuk digitalisasi bisa cukup besar, serta keamanan data. Pengelolaan data anggota dan transaksi harus dilakukan dengan aman dan sesuai regulasi.

Solusinya adalah pendekatan bertahap dan inklusif. Pelatihan literasi digital harus menjadi prioritas. Pemerintah dan lembaga keuangan dapat menyediakan skema pembiayaan khusus untuk digitalisasi koperasi. Dan yang tak kalah penting, koperasi perlu membangun budaya digital yang terbuka terhadap perubahan.

Bayangkan koperasi petani yang terhubung dengan pasar global melalui platform digital. Atau koperasi pekerja lepas yang menyediakan layanan profesional berbasis aplikasi. Bahkan koperasi energi yang mengelola pembangkit listrik tenaga surya secara kolektif dan digital.

Baca Juga: HNSI Papua Barat: Koperasi Desa Merah Putih Solusi Atasi Kesenjangan Sosial

Semua ini bukan mimpi, melainkan masa depan yang bisa dicapai jika koperasi mampu memanfaatkan kekuatan telekomunikasi dan teknologi digital.

Hari Koperasi bukan hanya momen peringatan, tetapi juga panggilan untuk berinovasi. Di era digital ini, koperasi memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan ekonomi baru yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis teknologi.

Dengan semangat gotong royong dan adaptasi terhadap zaman, koperasi Indonesia bisa menjadi pelopor transformasi digital yang mensejahterakan anggotanya dan masyarakat luas.

Baca Juga: Bupati Dompu, Bambang Firdaus Dorong Produk Koperasi Desa Merah Putih Isi Katalog Pemerintah

*Dr. Joko Rurianto, ST., MM adalah praktisi telekomunikasi, aktif menulis jurnal pemasaran strategis dan literasi teknologi digital dalam praktik bisnis modern.***

Halaman:

Berita Terkait