Media Independen, Media yang Didanai Amerika Serikat
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 14 Juli 2025 01:51 WIB

USAID memberikan dana sebesar $472,6 juta melalui LSM rahasia yang dibiayai pemerintah AS, "Internews Network", yang telah “bekerja dengan” 4.291 media. Pada tahun 2023, mereka menghasilkan 4,799 jam siaran yang menjangkau hingga 778 juta orang & “melatih” lebih dari 9,000 jurnalis. Tak lain tak bukan, kontennya demi propaganda pemerintah.
Penasihat dekat Presiden AS Donald Trump, Elon Musk, Senin mengumumkan bahwa lembaga kemanusiaan raksasa itu akan ditutup sebagai bagian dari upaya efisiensi anggaran pemerintah.
Dampaknya, USAID mencutikan stafnya di Amerika Serikat dan di seluruh dunia dan Departemen Luar Negeri AS mengambil alih fungsi USAID.
Baca Juga: Dewan Pers Minta Media Massa Bekerja Profesional Saat Peliputan Pilkada Serentak 2024
Dan setelah kegiatan USAID dibekukan, media independen itu, langsung pingsan. Colaps .
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam briefing mingguan menyambut baik keputusan pemerintah AS yang baru untuk menutup USAID sebagai lembaga independen, dan menyebut badan kemanusiaan tersebut sebagai “mesin untuk campur tangan” dalam urusan global.
“Satu-satunya hal yang membuat kami merasa puas adalah bahwa semua yang kami katakan ternyata benar,” kata Maria Zakharova seraya mengulang kritik lama Moskow terhadap lembaga tersebut.
Rusia mengusir USAID pada tahun 2012 karena "ikut campur" dalam politiknya. Badan tersebut dan pihak lain telah lama dituduh memicu pemberontakan pro-demokrasi di negara-negara bekas Soviet. “Ini bukan lembaga bantuan, pembangunan dan bantuan,” kata Zakharova. “Ini adalah mesin untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri, ini adalah mekanisme untuk mengubah rezim, tatanan politik, struktur negara.”
Lembaga bantuan sosial yang dibentuk 1961 itu, mengelola anggaran U$D 42,8 miliar setara dengan Rp. 704 triliun untuk berbagai bantuan yang disebut ke seluruh dunia. Utamanya ke negara negara miskin. Namun bantuan itu berubah menjadi sumber kekuatan lunak (soft power) yang penting bagi Amerika Serikat dalam perjuangannya untuk mendapatkan pengaruh terhadap saingannya termasuk China. Hal ini telah lama dikecam oleh para pemimpin yang menolak tekanan Amerika.
Merujuk pada ilmu jurnalisme, media independen adalah media yang memiliki kebebasan dan menyuarakan beritanya, di mana jajaran redaksinya bekerja dengan prinsip jurnalistik, tidak tergantung pada pemilik, sponsor dan pemerintah.
Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Undang Para Pemimpin Redaksi Media Massa untuk Diskusi di Hambalang
Media independen memiliki kode etik yang ketat, digawangi editor profesional yang menyaring semua informasi dengan mekanisme dan akuntabilitas terjaga untuk memastikan mereka tetap berpegang pada prinsip-prinsip jurnalistik yang tinggi.