Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi Denny JA: Kemandirian Energi adalah Keharusan
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 11 Juli 2025 07:49 WIB

Gagasan ini, menurut Denny, selaras arahan Presiden Prabowo Subianto, yang berulang kali menegaskan pentingnya ketahanan dan kemandirian nasional sebagai fondasi strategis pembangunan Indonesia.
Di tengah dinamika geopolitik dan fluktuasi harga energi dunia, kata Denny, kemandirian energi bukan lagi opsi, tetapi telah menjadi keharusan kebijakan.
Tanpa itu, katanya, bangsa ini akan terus dalam posisi rentan—mudah digoyahkan oleh krisis eksternal.
Denny JA menyampaikan kekhawatirannya terhadap tren jangka panjang produksi minyak dan gas nasional. Pada era 1970-an, Indonesia memproduksi sampai 1,2 juta barel per hari. Hari ini, angka tersebut turun setengahnya—sebuah kemunduran signifikan dalam 50 tahun.
Di tempat lain, katanya, negara-negara lainnya terus melaju. Amerika Serikat memproduksi 12 juta barel per hari. Saudi Arabi 10 juta barel per hari. Iran (peringkat ke-10 dunia) 2,5 juta barel per hari
Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 5–20 persen dari kapasitas negara-negara tersebut.
Baca Juga: LSI Denny JA: Ada Lima Rapor Biru dan Dua Rapor Merah Selama Tujuh Bulan Prabowo–Gibran Memimpin
Denny JA mengidentifikasi tiga pembeda utama antara negara yang menanjak dan negara yang stagnan:
1. Eksplorasi dan Teknologi
Negara-negara maju terus menggali potensi energi baru dan mengadopsi teknologi eksplorasi serta produksi paling mutakhir.
Baca Juga: Denny JA Merekam Luka Sejarah Dalam Tujuh Buku Puisi Esai
Tanpa penemuan lahan baru dan teknologi yang sesuai, kemandirian energi hanya akan menjadi ilusi.