Buku Murray Bookchin, "The Ecology of Freedom", Menyatukan Alam dan Kebebasan dalam Perjuangann Sosial
- Penulis : Khoirotun Nisak
- Senin, 30 Juni 2025 19:00 WIB
.jpg)
ORBITINDONESIA.COM - The Ecology of Freedom: The Emergence and Dissolution of Hierarchy karya Murray Bookchin bukanlah buku biasa tentang lingkungan. Buku ini adalah manifestasi pemikiran mendalam yang menyatukan antara ekologi, kebebasan, dan struktur sosial manusia.
Bagi aktivis muda, pegiat lingkungan, dan siapa pun yang peduli pada masa depan bumi, buku ini adalah bacaan yang membuka mata—bahwa krisis ekologis bukan hanya persoalan alam, tapi juga hasil dari ketimpangan sosial dan relasi kuasa yang timpang.
Dalam buku ini, Bookchin menyampaikan gagasan radikal namun mendalam: kerusakan lingkungan tidak bisa dilepaskan dari hierarki sosial dan dominasi manusia atas manusia lain.
Baca Juga: Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025: Saat Plastik Bertemu AI
Dengan kata lain, kita tidak bisa menyelamatkan alam jika kita masih hidup dalam sistem yang menindas—baik secara ekonomi, politik, maupun budaya.
Baginya, alam bukan sekadar sumber daya yang bisa dieksploitasi, melainkan bagian dari relasi timbal balik yang seharusnya harmonis dengan manusia.
Ide sentral Bookchin disebut sebagai “ekologi sosial” (social ecology), yaitu pandangan bahwa kebebasan manusia dan keberlanjutan ekologis saling terhubung.
Ia menolak gagasan bahwa kita bisa mengatasi krisis iklim hanya dengan teknologi atau kebijakan ramah lingkungan dari atas.
Sebaliknya, solusi yang ditawarkan adalah membangun komunitas berbasis kesetaraan, solidaritas, dan demokrasi langsung—yang ia sebut sebagai “municipalisme libertarian”.
Inilah yang membuat bukunya relevan dibaca oleh para aktivis muda yang sedang mencari arah perjuangan: bahwa perubahan sejati harus datang dari bawah, dari komunitas yang sadar akan relasinya dengan alam dan sesama.
Baca Juga: "Islam Doktrin Dan Peradaban": Menyelami Gagasan Progresif Nurcholish Madjid
Salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah ketika Bookchin mengulas sejarah—bagaimana peradaban patriarkal, kapitalisme, dan dominasi negara berkontribusi pada cara kita memperlakukan bumi.
a menunjukkan bahwa eksploitasi terhadap perempuan, kelas pekerja, dan alam berjalan beriringan. Inilah momen pencerahan yang menggugah kesadaran pembaca, bahwa ekologi bukan isu terpisah dari perjuangan keadilan sosial.
Bahasa yang digunakan Bookchin memang cukup filosofis dan teoritis, sehingga pembaca pemula mungkin memerlukan sedikit usaha untuk mencerna.
Namun, kedalaman ide dan ketegasan moral yang ia tawarkan membuat buku ini pantas disebut sebagai karya klasik dalam gerakan ekologi radikal.
Ia tidak menawarkan solusi instan, melainkan fondasi berpikir yang kokoh untuk membangun masa depan yang berkeadilan.
Bagi para pegiat lingkungan yang selama ini hanya bergerak pada isu konservasi atau restorasi, The Ecology of Freedom memberi arah baru: bahwa perubahan ekologi sejati hanya mungkin jika kita juga memperjuangkan demokrasi, kesetaraan, dan penghancuran sistem hierarkis.
Inilah yang membuat buku ini penting, bukan hanya karena wawasannya tentang alam, tapi karena ia menyatukan perjuangan hijau dengan perjuangan kemanusiaan.
Di tengah krisis iklim global, deforestasi, dan ketimpangan sosial yang makin nyata, Bookchin mengajak kita untuk membangun kembali relasi manusia dan alam atas dasar kebebasan, bukan dominasi.
Pesan akhirnya sederhana namun kuat: kebebasan sejati tidak bisa dicapai jika bumi kita terus diperbudak. Dan untuk itu, perjuangan ekologi harus menjadi perjuangan kolektif yang melibatkan kesadaran, solidaritas, dan aksi nyata.***