DECEMBER 9, 2022
Humaniora

"Melampaui Narasi Media: Menemukan Wajah Damai Ahmadiyah"

image

Kata-kata mereka menyala di dinding, memancarkan pesan damai dan cinta kasih universal. Ruang itu terasa begitu hening dan sakral. 

Saya bertanya dalam hati: mengapa narasi-narasi damai seperti ini tidak saya lihat di media sosial? 

Mengapa yang kami dengan hanya soal kebencian dan diskriminasi terhadap teman-teman Ahmadiyah atau tuduhan praktik-praktik menyimpang seperti prosesi Haji yang tidak sama dengan Islam, dan tuduhan lainnya yang tidak pernah kita dikonfirmasi langsung?

Baca Juga: Buku Alan Watts: The Way of Zen, Menyelami Kedalaman Spiritualitas Zen

Dalam perbincangan dengan salah satu pengurus perpustakaan, saya mendapat konfirmasi bahwa para jemaat Ahmadiyah tetap menunaikan ibadah haji ke Mekah, merayakan Idul Adha, dan menjalankan rukun Islam seperti umat Muslim lainnya. 

Tuduhan-tuduhan di media sosial nyatanya hanya hasil asumsi yang lahir dari penggiringan opini yang menyesatkan. 

Sayangnya, opini ini sangat efektif menjangkau generasi Z dan Alpha—kelompok usia muda yang kini menjadi pengguna media sosial paling dominan. 

Baca Juga: Buku Musdah Mulia, Muslimah Reformis: "Sebuah Seruan Kritis dari Hati Nurani Seorang Perempuan”

Berdasarkan laporan Data Reportal 2024, lebih dari 60% pengguna media sosial aktif di Indonesia berasal dari generasi Z dan Alpha. 

Mereka tumbuh dalam lautan informasi tanpa sempat menyaring mana yang berdasarkan fakta dan mana yang hanya hoaks viral. 

Ironisnya, meski mereka (generasi muda) dikenal lebih terbuka terhadap keberagaman, dengan tingginya penggunaan media sosial mereka tetap rawan terpapar narasi yang memperkuat stereotip.

Baca Juga: Habib Hussein Ja'far Al Hadar, "Tuhan Ada di Hatimu": Menemukan Spiritualitas yang Dekat dan Relevan

Generasi ini sejatinya cukup punya ruang untuk berdialog jika diberi kesempatan bertemu langsung. 

Halaman:

Berita Terkait