DECEMBER 9, 2022
Internasional

Utusan China Sebut AS Jadi Pihak yang Memulai Krisis Nuklir Iran

image
Dampak serangan Israel ke kantor media siaran Iran (Foto: Common Dreams)

ORBITINDONESIA.COM -- Amerika Serikat (AS) adalah pihak yang memulai krisis nuklir Iran, kata seorang utusan China pada Selasa, 24 Juni 2025 saat menanggapi tuduhan terhadap Iran dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.

China melihat bahwa beberapa anggota Dewan Keamanan PBB tidak melakukan apa pun selain menuduh Iran telah melanggar kewajiban nonproliferasinya dalam upaya untuk membenarkan tindakan militer Israel dan AS, kata Fu Cong, perwakilan tetap China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Di sini, China ingin mengingatkan negara-negara tersebut tentang fakta-fakta dasar berikut ini, yaitu bahwa AS-lah yang memulai krisis nuklir Iran," katanya. AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.

Baca Juga: Mahasiswa Indonesia, Ali Murtado Beri Kesaksian Proses Dievakuasi dari Iran di Tengah Serangan Israel

Setelah itu, negara tersebut memberlakukan kembali dan meningkatkan sanksi sepihak terhadap Iran serta mengadopsi langkah-langkah "tekanan maksimum", yang mencegah Iran menikmati dividen ekonomi yang diberikan oleh perjanjian tersebut dan memaksa Teheran untuk menurunkan komitmennya di bawah perjanjian itu, kata Fu.

Lagi-lagi AS, dengan mengorbankan kredibilitasnya sendiri, meluncurkan serangan militer ke sejumlah fasilitas nuklir Iran, merusak proses negosiasi yang dimulainya sendiri, mendorong isu nuklir Iran kembali ke jalan buntu, dan menyebabkan situasi regional mengalami eskalasi mendadak, katanya.

Niat tulus Iran untuk menyelesaikan krisis nuklir seharusnya diapresiasi, kata perwakilan China tersebut. Hingga hari ini, Iran terus memenuhi kewajiban nonproliferasi nuklirnya dan melaksanakan perjanjian pengamanan komprehensif.

Baca Juga: Analisis Denny JA: Dari Gencatan Senjata Iran-Israel Menuju Masa Depan Palestina Merdeka?

Iran telah berulang kali menyatakan bahwa pihaknya tidak berniat untuk mengembangkan senjata nuklir, kata Fu. Teheran telah melakukan beberapa putaran negosiasi profesional dan pragmatis dengan AS dengan cara yang konstruktif dan tidak pernah meninggalkan upaya diplomatiknya.

Namun, beberapa negara, mengutip laporan direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) secara sepihak dan mengabaikan aspek positif dari kerja sama Iran dengan badan tersebut, mendorong pengadopsian resolusi oleh Dewan Gubernur IAEA tanpa konsultasi yang memadai.

Hal itu merusak atmosfer dialog dan memperburuk ketegangan serta konfrontasi, katanya. "Negara-negara tersebut seharusnya merenungkan secara serius konsekuensi buruk dari tindakan tidak bertanggung jawab yang mereka lakukan."

Baca Juga: Serangan AS Disebut CNN Gagal Lucuti Nuklir Iran, Gedung Putih Berang

Israel dan AS, berdasarkan "kemungkinan ancaman di masa mendatang", menggunakan kekerasan terhadap Iran, yang merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan kedaulatan Iran. Menyerang fasilitas nuklir Iran yang berada di bawah perlindungan IAEA merupakan preseden buruk, yang mengancam rezim nonproliferasi internasional.

Halaman:
Sumber: Xinhua

Berita Terkait