
Masalah nuklir inilah pangkal perseteruan antara Iran, Israel, dan Amerika. Iran menganggap Israel hanya boneka Amerika, harus dilenyapkan dari Timur Tengah. Tel Aviv menganggap Iran sebagai monster yang selalu memusuhi Israel tanpa henti.
Lebih jauh, Amerika menganggap Iran adalah batu sandungan yang mengganggu hegemoni Barat di Timur Tengah. Pandangan saling curiga dan benci itulah yang kini menyelimuti ketiga negara tersebut.
Seandainya pikiran damai muncul di benak Benjamin Netanyahu, Ali Khamenei, dan Donald Trump -- niscaya kompleksitas geopolitik itu bisa diurai. Bukankah 57 negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerjasama Islam) sudah menjamin keamanan dan mengakui Israel jika Tel Aviv mau mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina?
Baca Juga: Gencatan Senjata yang Rapuh dan Aneh antara Iran - Israel
Jika itu terjadi, yakinlah niat Iran untuk melenyapkan Israel sirna. Begitu pula Israel -- pikiran yang membuat dirinya selalu terancam akan sirna pula.
Perang -- seperti kata Presiden Tiongkok Xi Jinping -- tidak akan menyelesaikan masalah. Yang menang akan jadi arang. Yang kalah akan jadi abu!
*Dr. KH Amidhan Shaberah, Ketua MUI 1995-2015/Komnas HAM 2002-2007. ***
Baca Juga: Komandan Pasukan Quds Iran Muncul di Publik Setelah Laporan Pembunuhannya oleh Israel