DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Kementerian Kehutanan Berencana Bangun Pagar di TNK Cegah Konflik Warga dengan Komodo

image
Korban gigitan Komodo bernama Hamra saat dirawat di IGD RSUD Komodo Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (ANTARA/HO-Balai TNK.)

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) telah merencanakan pembangunan pagar pembatas habitat komodo dengan pemukiman warga di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), guna memberikan kenyamanan dan keamanan serta mencegah konflik antara warga dan satwa Komodo.

"Jadi dua minggu yang lalu kami sudah bahas bahwa untuk area-area pemukiman yang berada di Taman Nasional Komodo itu kita akan membangun pagar untuk keamanan," kata Staf Ahli Menteri Kehutanan Fahrizal Fitri di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selasa, 17 Juni 2025.

Ia mengakui bahwa selama ini terjadi konflik antara satwa Komodo dengan warga dalam kawasan TNK karena ketiadaan pagar pembatas.

Baca Juga: Kemenhub: Penerbangan langsung Singapura - Labuan Bajo Beroperasi untuk Tingkatkan Kunjungan Wisata

"Jadi pagar itu akan keliling, mengelilingi desa tersebut, yang kemarin tahap pertama kalau tidak salah dua km," ujarnya.

Fahrizal Fitri tidak menyebutkan secara rinci desa atau kampung dalam kawasan TNK yang akan dibangun pagar pembatas, namun Kementerian Kehutanan telah meminta Balai TNK untuk merevisi rancangan pembangunan pagar pembatas.

"Ini kita bahas anggaranya, karena ini anggaranya adalah dana dari Norwegia, kemungkinan tergantung dana sudah siap, hingga kemarin saya minta mereka untuk merevisi rancangannya seperti apa," katanya.

Baca Juga: Event International Golo Mori Jazz 2025 di Labuan Bajo Disambut Antusias Warga Nusa Tenggara Timur

Pembangunan pagar pembatas di kawasan TNK, lanjut dia, akan diutamakan pada wilayah rawan konflik satwa Komodo dengan warga dan selanjutnya pembangunan pagar pembatas akan dilakukan secara menyeluruh di kawasan pemukiman guna menjamin keamanan masyarakat yang bermukim di dalam kawasan konservasi.

"Saya tadi bicara sama teman-teman dari TNK juga, selama ini kan memang dibangun parit dengan lebar satu meter, dalam setengah meter gitu kan, tapi sepertinya masih belum aman, makanya dengan adanya penganggaran itu kita akan bangun pagar, sehingga betul-betul menjamin tidak ada konflik antara komodo dengan masyarakat," katanya.

Sebelumnya, seorang kakek berusia 74 tahun bernama Hamra dilaporkan digigit satwa Komodo saat beristirahat di pondoknya di Pulau Rinca, Dusun Kerora, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Warga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur Bawa Keluarga Nikmati Liburan Paskah di Pantai Pede

"Kejadiannya tadi sekitar pukul 14.00 Wita," kata kerabat korban, Ira Santika (21), yang ditemui di RSUD Komodo Labuan Bajo, Kamis, 19 Desember 2024 lalu.

Peristiwa tersebut diketahui warga karena mendengar teriakan istri korban yang histeris melihat korban digigit Komodo saat beristirahat di dalam pondok di tengah kebun.

Sebenarnya, lanjut dia, Komodo itu mengejar seekor kucing yang melarikan diri ke dalam pondok. Namun karena tidak mendapati kucing itu, satwa itu justru menyerang korban.

Baca Juga: Polisi Manggarai Barat: Jalur ke Destinasi Wae Rebo dari Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur Putus

"Saat diserang bapak itu lihatnya kurang jelas karena sudah tua dan istrinya sedang usir monyet di kebun," ujar Ira.

Akibat kejadian itu korban mengalami luka gigitan di kaki kiri.

Korban kemudian dievakuasi kerabatnya menggunakan perahu motor melalui dermaga di Dusun Lenteng, Desa Golo Mori, untuk selanjutnya dievakuasi menggunakan mobil operasional Balai Taman Nasional Komodo (TNK) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo Labuan Bajo.***

Halaman:

Berita Terkait