Menemukan Kedamaian dalam Persimpangan: Living Buddha, Living Christ - Thich Nhat Hanh
- Penulis : Khoirotun Nisak
- Jumat, 13 Juni 2025 09:40 WIB
.jpg)
ORBITINDONESIA.COM - Apa yang terjadi ketika seorang biksu Zen berbicara dengan kasih Kristiani?
Dalam Living Buddha, Living Christ, Thích Nhất Hạnh mengajak kita menyelami kedalaman spiritualitas lintas agama dengan cara yang sangat lembut, jujur, dan menyentuh.
Buku ini tidak membandingkan ajaran Buddha dan Yesus, tetapi bagaimana keduanyya bisa salig menyinari dan membantu manusia untuk mencapai kedamaian, kasih, dan kesadaran.
Baca Juga: Denny JA Bicara tentang Universalisasi Pesan Agama di Forum Esoterika Acara Waisak Agama Buddha
Tulisan Hạnh seolah mengajak pembaca untuk duduk bersila di tepi danau, mendengarkan kisah-kisah penuh kebijaksanaan.
Ia menunjukkan bahwa Buddha dan Kristus bukan sekadar tokoh sejarah atau simbol teologis, tetapi “kehadiran hidup” yang bisa kita rasakan lewat praktik kesadaran penuh (mindfulness), kasih tanpa syarat, dan keterhubungan dengan sesama serta alam.
Ia menyentuh inti spiritualitas yang universal—bukan soal dogma, melainkan praktik hidup yang membawa kelegaan dan kehadiran penuh di saat ini.
Baca Juga: Yayasan Sakuranesia Perkuat Dialog Islam - Buddha di Kuil Miidera Jepang
Salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah refleksi Thích Nhất Hạnh tentang “pernapasan sadar” dan “makan dalam keheningan”—dua praktik sederhana yang menjadi jembatan untuk mengalami kehadiran ilahi, baik dari tradisi Buddha maupun Kristen.
Ia juga menggambarkan bagaimana liturgi Kristen dan meditasi Zen, ketika dijalani dengan penuh kesadaran, membawa manusia pada pengalaman cinta yang sama mendalamnya.
Buku ini melihat relasi antaragama dengan peuh hormat dan kasih.
Baca Juga: Buku Alan Watts: The Way of Zen, Menyelami Kedalaman Spiritualitas Zen
Hạnh tidak mencoba menyamakan kedua ajaran, tetapi justru menampilkan perbedaan mereka sebagai keunikan yang saling melengkapi.