DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Menggali Makna Agama sebagai Warisan Kultural di Era Algoritma

image
Foto bersama peserta kuliah umum di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

ORBITINDONESIA.COM – Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menggelar kuliah umum bertajuk “Agama sebagai Warisan Kultural Milik Bersama: Agama dan Makna Hidup di Era Algoritma” di Bandung pada Rabu, 4 Juni 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Program Pascasarjana Studi Agama-Agama serta sivitas akademika UIN Bandung, dan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan.

Acara diawali dengan sambutan dari Direktur Denny JA Foundation,Nita Lusaid, yang menekankan pentingnya memandang agama bukan semata sebagai doktrin personal, tetapi juga sebagai warisan budaya yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Baca Juga: Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama 5

“Tema ini sangat relevan, terutama di tengah masyarakat Indonesia yang plural dan beragam. Agama tidak hanya hadir sebagai sistem kepercayaan pribadi, tetapi juga membentuk nilai, simbol, hingga estetika budaya bangsa. Ia adalah warisan kultural yang menyatukan, bukan memisahkan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Nita menjelaskan bahwa Denny JA Foundation selama ini aktif dalam kerja-kerja kebudayaan, pendidikan, dan toleransi. Melalui pendekatan interdisipliner dalam studi agama-agama, diharapkan masyarakat semakin mampu melihat agama sebagai kekuatan yang membentuk harmoni sosial dan spiritual lintas identitas.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Prof. Taufiq Rahman, Ph.D., selaku Kaprodi S2 Studi Agama-Agama, yang mengapresiasi kehadiran program seperti Esoterika.

Baca Juga: Pengantar Denny JA Untuk Buku 10 Prinsip Spiritual yang Universal dari Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama

Menurutnya, inisiatif ini sangat membantu mahasiswa dalam memperluas wawasan dan menumbuhkan sikap toleransi. Ia juga menekankan pentingnya studi agama dalam membangun kesadaran lintas nilai di tengah lanskap digital yang terus berubah.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A., selaku Wakil Direktur III Program Pascasarjana, menyampaikan pentingnya memperluas kerja sama antara institusi pendidikan dan lembaga eksternal, terutama untuk jenjang S2 dan S3. Ia juga menyoroti bahwa agama perlu dipahami sebagai bagian dari identitas kolektif yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber utama. Ahmad Gaus AF, sebagai narasumber pertama, membahas pentingnya membangun relasi keberagamaan yang dilandasi oleh sikap saling menghormati dan cinta kasih. Ia mengajak peserta merenungkan kembali hubungan antara manusia, agama, dan makna hidup di tengah kompleksitas dunia digital.

Baca Juga: Orasi Denny JA: Agama Era Artificial Intelligence Masuk Kampus

Narasumber berikutnya, Dr. Ilim Abdul Halim, M.A., memperkenalkan konsep P3 2S: Personal Relation, Positivity, Passion, Small Winning, dan Spiritualitas & Wellness. Ia menekankan pentingnya membangun kehidupan yang seimbang secara emosional, sosial, dan spiritual, sebagai jawaban atas tantangan era algoritma yang serba cepat dan sering kali mengalienasi nilai-nilai kemanusiaan.

Halaman:

Berita Terkait