Iran Sebut telah Peroleh Dokumen "Sensitif" tentang "Program Nuklir" Israel
- Penulis : Abriyanto
- Senin, 09 Juni 2025 04:36 WIB

ORBITINDONESIA.COM -- Iran mengeklaim bahwa badan-badan intelijennya telah memperoleh sejumlah besar dokumen yang berkaitan dengan program nuklir Israel, demikian dilansir lembaga penyiaran pemerintah Iran IRIB pada Sabtu, 7 Juni 20w25, yang belum mendapat tanggapan dari pejabat Israel.
Dokumen-dokumen tersebut, yang menurut media Iran bersifat "sensitif dan strategis," dilaporkan telah diselundupkan keluar dari Israel.
IRIB, mengutip sumber-sumber regional yang tidak disebutkan identitasnya, menyebut dugaan pemerolehan data itu sebagai salah satu pelanggaran intelijen paling signifikan dalam sejarah Israel.
Baca Juga: Belanda Kecam Keras Sanksi AS pada Hakim ICC yang Adili Gugatan Terhadap Israel
Materi itu disebut mencakup ribuan dokumen yang memaparkan fasilitas dan rencana nuklir Israel. Pemindahan dokumen-dokumen tersebut membutuhkan periode keheningan media untuk memastikan semua dokumen itu tiba dengan aman di Iran, kata IRIB.
Lembaga penyiaran negara itu menambahkan bahwa volume datanya begitu besar sehingga membutuhkan waktu beberapa pekan untuk meninjau dan mengelompokkannya.
Laporan Iran itu muncul menyusul pengumuman yang disampaikan kepolisian dan badan keamanan Israel Shin Bet pada 20 Mei.
Baca Juga: Universitas Erasmus Rotterdam di Belanda Bekukan Kerja Sama dengan 3 Universitas Israel
Dalam sebuah pernyataan bersama, mereka mengatakan dua warga negara Israel ditangkap di dekat Haifa pada April karena dicurigai melakukan pengumpulan data intelijen untuk Iran.
Menurut IRIB, penangkapan tersebut mungkin berkaitan dengan eksfiltrasi dokumen itu, namun mengeklaim hal itu terjadi setelah dokumen sudah berada di luar Israel.
Tidak ada komentar langsung dari otoritas Israel mengenai laporan IRIB tersebut.
Baca Juga: Beri Sanksi Hakim ICC, Menlu Marco Rubio: AS - Israel Tidak Terikat Statuta Roma
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel menuduh Iran telah mengintensifkan upaya dalam merekrut warga Israel untuk melakukan spionase melalui pertukaran uang.
Pada Desember, kepolisian Israel menangkap hampir 30 warga, yang sebagian besar adalah orang Yahudi, karena dicurigai menjadi mata-mata untuk Iran. ***