DECEMBER 9, 2022
People & Lifestyle

Catherine Lian: Tanamkan AI pada Bisnis UKM Agar Cepat Tumbuh

image
Catherine Lian: General Manager & Technology Leader IBM ASEAN (Foto: Antara)

ORBITINDONESIA.COM - Ini kabar gembira dari industri: teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat membantu pertumbuhan bisnis untuk perusahaan besar maupun UKM.

Hal demikian dikatakan General Manager & Technology Leader IBM ASEAN Catherine Lian kepada sejumlah jurnalis Indonesia di kantor IBM Jakarta, pekan lalu.

Kini AI tidak lagi tidak dipakai hanya di perusahaan besar. Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia sudah memanfaatkan AI. Mereka menggunakan AI untuk otomatisasi pemasaran, prediksi kebutuhan stok, layanan pelanggan melalui chatbot, dan lainnya.

Baca Juga: Displaced Unemployment. Secara massal akan terjadi pengganguran karena profesi lama digantikan artificial intelligence.

Perusahaan kecil menggunakan AI untuk  menjawab pertanyaan karyawan harian, pengajuan cuti atau izin sakit, dan lainnya. Semua hal itu  kini bisa ditangani AI secara cepat dan konsisten. 

“Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga peningkatan pengalaman pengguna,” kata Catherine, yang pernah bekerja di Indonesia selama enam tahun ini.

Catherine menyebut tiga alasan utama perusahaan menggunakan AI, yakni efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan perbaikan pengalaman pelanggan. 

Baca Juga: Siapakah manusia di era artificial intelligence? Akan terjadi renungan baru. Siapakah manusia, apa lagi perannya?

Di sisi lain. penggunaan AI ini dapat memicu restrukturisasi organisasi dan pengurangan tenaga kerja, khususnya di sektor operasional dan manufaktur.

Kekhawatiran lain yang disebut Catherine, AI berpotensi menggantikan sejumlah pekerjaan yang bersifat repetitif dan administratif.

Namun demikian, Catherine menegaskan bahwa AI seharusnya menjadi pendorong bagi pekerja untuk terus mengembangkan keterampilan. Ia menggambarkan perubahan ini sebagai sebuah piramida, di mana tenaga kerja perlu naik tingkat untuk tetap relevan.

“Tenaga kerja akan terus naik level. Mereka perlu meningkatkan keterampilannya seiring perkembangan teknologi,” kata petinggi IBM ASEAN yang berkantor pusat di Singapura ini.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Artificial Intelligence tak Membunuh Penulis, tapi Mengubahnya

Dampak AI tidak bersifat seragam bagi seluruh sektor. Penerapan AI,  menurut dia, merupakan proses jangka panjang yang memerlukan kesiapan dari sisi teknologi, struktur bisnis, dan budaya organisasi.

“Transformasi ini adalah maraton, bukan sprint. Setiap perusahaan punya tahapan dan kebutuhan yang berbeda dalam penerapan AI,” kata Catherine.

Karena itu, ia mendorong perusahaan untuk secara cermat mengevaluasi kesiapan internal sebelum mengadopsi AI. Menurutnya, jika tidak ada dampak nyata terhadap produktivitas, efisiensi, atau kualitas SDM, maka langkah adopsi tersebut perlu dipertimbangkan ulang.

“Pada akhirnya, AI bukan sekadar alat otomasi, tapi pendorong pertumbuhan. Namun untuk mencapainya, semua pihak harus siap berubah,” ujar Catherine.

Halaman:

Berita Terkait