Pada Momen Iduladha, Warga Afghanistan Bergulat dengan Kesulitan Ekonomi di Tengah Sanksi AS
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Sabtu, 07 Juni 2025 08:20 WIB

Walaupun hanya sedikit pembeli yang terlihat berkeliling pasar hewan di Kabul, banyak peternak dari provinsi sekitar membawa ternak mereka dengan harapan bisa laku terjual.
Mohammad Younis, seorang pedagang ternak veteran di Kabul yang telah berpengalaman selama satu dekade, mengatakan bahwa pasar Iduladha tahun ini adalah yang terburuk yang pernah dia lihat. "Orang-orang ingin membeli sapi atau domba, tetapi harganya terlalu tinggi dan dompet mereka kosong, jadi mereka pulang dengan tangan hampa," ujarnya, sambil mengamati pasar dengan cemas untuk mencari calon pembeli.
Younis menyalahkan situasi yang memprihatinkan itu sebagian disebabkan oleh kebijakan AS. Dia percaya bahwa konflik dan pendudukan asing selama puluhan tahun telah menghancurkan fondasi ekonomi Afghanistan.
Baca Juga: Taliban: Pengeboman Jet Tempur Pakistan di Afghanistan Tewaskan 46 Orang
Seperti di negara-negara Muslim lainnya, Iduladha di Afghanistan secara tradisional dirayakan dengan menyembelih hewan kurban dan mengunjungi keluarga. Namun, bagi banyak orang tahun ini, Idul Adha menjadi pengingat yang menyakitkan akan kesulitan, alih-alih sebuah perayaan.
Shakir Yaqubi, seorang ekonom Afghanistan, mengatakan bahwa sanksi-sanksi keuangan AS telah melumpuhkan perdagangan dan menghentikan proses pembangunan di Afghanistan.
"Iduladha kali ini, bagi banyak keluarga Afghanistan, lebih terasa sebagai hari penuh perjuangan ekonomi daripada hari perayaan," ujarnya. "Tanpa tindakan terkoordinasi dari pemerintah atau komunitas internasional, kemiskinan akan semakin dalam, dan perpecahan sosial akan semakin parah." ***
Baca Juga: Beijing Ajukan Protes Keras ke Afghanistan Karena Penembakan Warga China oleh Afiliasi ISIS