DECEMBER 9, 2022
Internasional

Kemlu RI: Indonesia Tandatangani Perjanjian Hibah dengan Palestina

image
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Rolliansyah Soemirat dalam arahan pers di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025. (ANTARA/Cindy Frishanti)

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia, melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI/Indonesian AID), telah menandatangani perjanjian hibah dengan Palestina.

Dalam arahan pers di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025, Juru bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat mengatakan bahwa perjanjian hibah tersebut berupa program beasiswa pendidikan dokter spesialis bedah plastik, serta hibah agrikultur berupa pelatihan budidaya alpukat untuk rakyat Palestina.

Menurut pria yang akrab dipanggil Roy itu, perjanjian hibah antara Indonesia dan Palestina itu telah ditandatangani pada Selasa, 20 Mei 2025. 

Baca Juga: Presiden Trump Berencana Relokasi 1 Juta Warga Palestina dari Gaza ke Libya

Juru bicara Kemlu tersebut mengatakan hibah itu dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) melalui kerangka Konferensi Kerja Sama Negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD).

CEAPAD adalah forum yang dibentuk oleh Jepang untuk mempromosikan kontribusi negara-negara Asia Timur terhadap proses perdamaian Timur Tengah, khususnya Palestina dan mendukung solusi dua negara untuk penyelesaian konflik Palestina dan Israel.

Forum tersebut bertujuan untuk mendorong kerja sama, investasi dan berbagi pengalaman pembangunan antara negara-negara Asia Timur dan Palestina.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Nanti Amerika Serikat Mengakui Negara Palestina Tanpa Hamas

Roy menegaskan bahwa komunitas internasional tidak boleh berhenti untuk membantu membangun kapasitas dan kemampuan rakyat Palestina.

Dia pun berpendapat bahwa pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada rakyat Palestina akan dapat membantu mereka menghadapi tantangan yang ada.

“Apabila memungkinkan, kita kirim tenaga ahli ke sana atau yang lebih memungkinkan saat ini adalah membawa beberapa tenaga ahli dari sana untuk dididik di Indonesia,” ujar Roy.***

Berita Terkait