DECEMBER 9, 2022
Internasional

Gallup: Peringkat Kebahagiaan Amerika Serikat Turun ke Titik Terendah dalam Sejarah

image
Ilustrasi kebahagiaan (Foto: The Psych Professionals)

ORBITINDONESIA.COM - Peringkat kebahagiaan Amerika Serikat melorot dan mencatat tingkat terendah dalam sejarah, menurut Laporan Kebahagiaan Dunia 2025.

Peringkat negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu turun ke posisi ke-24 dari posisi ke-23 pada 2023.

Data tersebut dirilis pada Rabu, 19 Maret 2025 oleh lembaga riset Gallup dan mitra penelitiannya. Laporan tahunan itu menilai tingkat kebahagiaan di 147 negara berdasarkan survei pada 2022-2024.

Baca Juga: Toni Kroos Bahagia, Akhiri Karier di Real Madrid dengan Juara Liga Champions

Pengukuran dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap kehidupan sehari-hari yang dinilai sendiri oleh para responden, yang menyoroti pengaruh koneksi sosial, kepercayaan, dan ikatan komunitas terhadap kesejahteraan.

Finlandia kembali ditetapkan sebagai negara paling bahagia di dunia selama delapan tahun berturut-turut, sementara Meksiko dan Kosta Rika masuk dalam 10 besar untuk pertama kalinya sejak laporan itu dirilis pertama kali pada 2012.

Para peneliti mengaitkan turunnya peringkat AS tersebut dengan meningkatnya isolasi sosial dan polarisasi politik.

Baca Juga: Tidak Bahagia, Itulah Alasan Kylian Mbappe Meninggalkan Paris Saint-Germain Lalu ke Real Madrid

Laporan itu mencatat bahwa satu dari empat warga AS mengaku kian sering makan sendirian sepanjang 2023. Angka itu meningkat 53 persen dibandingkan 2003.

Data menunjukkan bahwa makan bersama berkontribusi pada tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi, sehingga kecenderungan ini menjadi perhatian serius.

Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa meningkatnya pola pemilih anti-sistem di AS dan beberapa bagian Eropa berkorelasi dengan menurunnya tingkat kebahagiaan dan kepercayaan sosial.

Baca Juga: Pilkada: Anies Baswedan Ingin Kembalikan Jakarta Jadi Kota yang Bahagiakan Warganya

Sementara itu, peringkat Meksiko dan Kosta Rika mengalami peningkatan signifikan. Para peneliti mengaitkan hal itu dengan ukuran rumah tangga yang lebih besar dan hubungan keluarga yang lebih erat.

Halaman:

Berita Terkait