Alimatul Qibtiyah: Pemakaian Jilbab Menguat Lewat Gerakan Hijrah yang Berciri Eksklusif dan Kearab araban
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 17 September 2022 08:10 WIB
“Ini kan nggak fair juga. Kenapa yang selalu diukur adalah kesalehan perempuan, dan bukan kesalehan laki-laki?” tanya Alimatul.
Alimatul menuturkan, sejarah mencatat bahwa budaya pemakaian hijab di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak abad ke-17.
Walaupun ada perbedaan penafsiran tentang wajib-tidaknya hijab di Indonesia, pemakaian hijab menjadi lebih populer sejak tiga dekade pasca revolusi Iran 1974.
Baca Juga: BLACKPINK Resmi Rilis Full Album Born Pink 16 September 2022
“Itu dengan beragam motivasi: sebagai kebenaran, menuruti tuntutan anak, sebagai pakaian formal, untuk keamanan, dan kepentingan bisnis,” ujarnya.
Alimatul menyatakan, tidak ada data pasti pemakaian hijab/jilbab di Indonesia.
Tapi survei 2014 melaporkan, ada 63,58 persen dari 626 responden perempuan muslim, yang mengatakan bahwa mereka telah memakai dan akan memakai hijab. Hanya sekitar 4,31 persen dari mereka yang tidak akan memakai hijab.
Gatra melaporkan, Jumlah hijaber di Indonesia pada tahun 2012 sekitar 47 persen, kemudian pada tahun 2018 melonjak menjadi 72 persen.
Baca Juga: Sempat Dipulangkan, MAH Hacker Bjorka Dibawa ke Mabes Polri usai Jumatan Bikin Orangtua Bingung
Tren peningkatan pemakaian hijab ini menjadi peluang bisnis pakaian yang sangat menggiurkan.