DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

PDKGI: Batasi Konsumsi Makanan Manis Saat Berbuka Puasa Bersama Teman

image
Sejumlah anak berdoa sebelum berbuka puasa bersama di Masjid Besar Al-Ula, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu, 2 Maret 2025. ANTARA FOTO/Aditya Nugroho/mrh/nym. (ANTARA FOTO/ADITYA NUGROHO)

ORBITINDONESIA.COM - Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten menekankan pentingnya membatasi konsumsi makanan manis saat berbuka puasa bersama (bukber) teman.

"Kebiasaan dan makanan yang perlu dihindari saat berbuka puasa bersama teman-teman itu makanan manis, makanan yang berlemak dan tinggi kalori. Itu sebaiknya dibatasi saat berbuka puasa," kata Ketua PDGKI Cabang Banten, Dian Permatasari, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin, 3 Maret 2025.

Dian mengatakan, meski ajaran Islam menganjurkan untuk berbuka dengan makanan yang manis, umat muslim tetap harus memilih makanan manis yang sehat. Hal tersebut dilakukan agar kesehatan khususnya sistem pencernaan tetap terjaga dengan baik.

Baca Juga: Asosiasi Ingatkan Masyarakat Tak Konsumsi Kopi Berlebihan Selama Puasa Karena Dampak Kafein

Ia mencontohkan, ketika berbuka puasa dengan meminum teh, asupan gula yang dianjurkan untuk dikonsumsi hanya 1 sampai 2 sendok saja. Jika ingin lebih aman, masyarakat dapat berbuka dengan air kelapa atau kelapa tanpa gula, sirup atau susu kental manis.

Takjil yang dipilih pun bisa berupa potongan buah-buahan, 1 atau 3 butir kurma dan langsung dilanjutkan dengan makan besar.

"Jadi kalau bisa takjil-takjil seperti kolak, gorengan, kemudian lontong, atau makanan manis lainnya itu sebaiknya dibatasi, kita langsung ubah saja ke makan malam," ucap Dian.

Baca Juga: Transjakarta Izinkan Penumpang Berbuka Puasa di Dalam Bus Selama Ramadan 1446 Hijriah

Apabila ketika tarawih masih merasa lapar, porsi potongan buah boleh ditambah atau memilih sayur dan yogurt sebagai opsi lain.

"Misalnya ingin lagi makan, boleh, tapi tidak perlu menambahkan nasi lagi pada saat makan setelah tarawih, hanya lauk dan sayur-sayur atau buah-buahan saja," ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Ahli Gizi dari RSCM Fitri Hudayani menekankan dalam menjalankan puasa yang harus diperhatikan adalah jadwal, jenis dan jumlah makanan yang harus dikonsumsi.

Baca Juga: TransJakarta Sediakan Makanan Pembuka Puasa di 14 Koridor

Banyak makanan yang mengandung gula dan lemak sering kita temukan di bulan Ramadhan misalnya minuman manis, kudapan manis dan juga gorengan.

"Makanan ini yang harus dibatasi agar tidak meningkatkan konsumsi gula dan lemak, kemudian yang harus tetap dijaga adalah konsumsi serat agar kesehatan pencernaan tetap terjaga dengan cara mengonsumsi sayur dan buah di setiap waktu makan," kata Fitri.

Ia melanjutkan ketika berbuka puasa ada baiknya takjil yang dihidangkan hanya dikonsumsi dalam porsi yang kecil. Baru setelah ibadah sholat magrib dilanjutkan dengan porsi yang lebih besar.

Baca Juga: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Berpuasa untuk Seluruh Umat Islam Indonesia

Hal lain yang menurutnya perlu diperhatikan adalah menjaga kebutuhan cairan tubuh agar tetap terhidrasi. Meski ketika buka bersama cenderung banyak menyajikan minuman yang manis seperti sirup, dianjurkan agar kebutuhan air sehari 2 sampai 2,5 liter tetap terpenuhi.

Caranya yaitu saat berbuka puasa 1 sampai 2 gelas yang diimbangi dengan mengonsumsi buah yang mengandung air, saat makan utama mengonsumsi segelas air serta sayur yang berkuah.

Konsumsi air putih dilanjutkan kembali setelah sholat taraweh sebanyak 2 gelas serta 2 sampai 3 gelas saat sahur.

Baca Juga: Dokter Ngabila Salama Jelaskan Kiat Terhindar dari Bau Mulut Selama Menjalankan Ibadah Puasa

"Untuk menambahkan cairan bisa didapatkan dari makanan berkuah dan buah yang mengandung air. Batasi konsumsi air minum yang manis. Gunakan selama waktu berbuka sampai dengan sahur untuk memenuhi kebutuhan cair dengan optimal," ucap Fitri.***

Halaman:

Berita Terkait