Ketua Umum AMI, Putu Supadma Rudana: Seni Budaya Harus Jadi Mercusuar dalam Bernegara
- Penulis : Abriyanto
- Minggu, 02 Maret 2025 10:15 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana mengatakan, dalam pemahaman konsep kebudayaan, seharusnya seni budaya menjadi mercusuar dalam berbangsa bernegara.
"Budaya itu jangan hanya dijadikan 'kayu bakar' di setiap aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, politik, sosial, pertahanan keamanan, tapi seyogyanya dijadikan inspirasi ataupun ujung tombak dalam berbagai kegiatan berbangsa dan bernegara," kata Putu Supadma Rudana, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 1 Maret 2025.
Di samping itu, Putu Supadma Rudana menjelaskan bahwa museum memiliki peran strategis dalam melestarikan budaya dan sejarah Indonesia.
Baca Juga: Pertunjukan Wayang Kulit Selama 15 Hari 15 Malam di Taman Mini Pecahkan Rekor Museum Rekor Indonesia
Menurut dia, dukungan pemerintah terhadap pelestarian seni dan budaya melalui kebijakan yang lebih kuat sangat penting.
Ia mengatakan regulasi yang jelas dan dukungan konkret dari pemerintah penting untuk memastikan bahwa museum tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang sebagai pusat edukasi dan interaksi budaya.
"Jadi, museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan artefak, tetapi harus menginspirasi generasi muda untuk belajar dari warisan leluhur,” ujarnya.
Baca Juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Dorong Aceh Lahirkan Museum Islam
Menurut dia, museum bukan sekadar menyimpan narasi masa lalu saja, tapi juga menjadi ruang hidup yang menginspirasi masa kini dan masa depan.
Putu mengatakan memajukan museum berarti memuliakan kebudayaan dan hal ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab semua pihak.
"AMI senantiasa memastikan bahwa kebudayaan mendapat tempat dan apresiasi yang layak dan mulia. Kita berharap dan yakin ke depan Indonesia akan jadi ibu kota kebudayaan dunia atau Adibudaya," tegasnya.
Baca Juga: Menbud Fadli Zon Optimistis Indonesia Bisa Jadi Negeri dengan Seribu Museum
Putu menyampaikan hal tersebut saat menghadiri dialog kebudayaan di Museum Rudana, Ubud, Bali. Sekitar 27 tokoh maestro seniman, sastrawan, budayawan, akademisi hadir dalam gelaran Wicara Cipta 'Sinergi Membangun Budaya' yang menyoroti pentingnya kreativitas dan sinergitas dalam penguatan budaya nasional.
Sebagai langkah konkret, Wicara Cipta menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, seniman, komunitas budaya, serta sektor swasta dalam memperkuat ekosistem budaya nasional.
AMI yang membawahi sekitar 500 museum se-Indonesia, juga didorong untuk memperkuat perannya dalam membangun kolaborasi lintas sektor demi menciptakan museum yang lebih inklusif dan dinamis.
"Dengan beragam tantangan yang dihadapi, sinergi lintas sektor diharapkan dapat menciptakan kebijakan budaya yang lebih inklusif, serta menjadikan seni dan budaya sebagai pilar utama dalam pembangunan bangsa," ungkap Putu.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang juga menghadiri dialog tersebut menekankan pentingnya pemerintah daerah dalam memajukan kebudayaan di daerahnya masing-masing, seraya mengembangkannya kreativitasnya untuk hadir mewarnai festival atau acara-acara nasional.
“Pemerintah daerah memiliki peran sangat strategis dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan. Dukungan kebijakan serta sinergi dengan komunitas budaya akan menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya,” kata Fadli.
Baca Juga: Menyibak Dua Sisi Wajah Museum Wayang di Kawasan Kota Tua Jakarta
Oleh karena itu, kata dia, harus ada sinergi yang kuat antara pusat dan daerah untuk mendorong kemajuan kebudayaan secara menyeluruh.
"Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, komunitas seni, dan sektor swasta sangat diperlukan, agar kebudayaan kita terus berkembang tanpa kehilangan akar tradisionalnya,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, komitmen kerja sama seni budaya berkelanjutan antara Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Ketua Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana, dimaknai dengan ditandatanganinya batu prasasti Sinergi Membangun Budaya.
Baca Juga: Federal Oil Kembali Masuk Museum Rekor Dunia Indonesia MURI
"Sejarah kita bukan sekadar masa lalu, tetapi juga fondasi bagi masa depan. Pelindungan budaya tidak hanya menjaga artefak, tetapi juga memaknai ulang identitas bangsa agar tetap relevan dalam tatanan global,” ujarnya.***