Puisi Esai Denny JA: Tarian Mawar Hitam, Elegi Flu Spanyol
- Senin, 10 Februari 2025 09:48 WIB
![image](https://img.orbitindonesia.com/2025/02/10/20250210095122IMG-20250210-WA0009_copy_800x450.jpg)
Boneka tanpa mata,
saksi bisu maut yang mengintai,
memeluk kabut dingin,
sisa napas terakhir ibunya.
“Ibu di mana?” bisiknya pada langit-langit yang retak.
Malaikat maut menari, mengumpulkan kelopak mawar hitam,
nyawa yang dicabut,
membusuk karena virus.
Di sudut gudang,
selimut putih berbisik pada tumpukan tubuh bocah,
yang dingin:
“Tidurlah, tidurlah anak-anakku.
Sebelum fajar datang,
menumpahkan es ke paru-parumu,
yang masih belajar bernapas.”
Nyanyian para ibu mengalir pelan,
menyuburkan bumi dengan air mata.
Anak-anaknya tak sempat bernama,
mati terkulai,
menjelma akar-akar mawar hitam, menembus tanah,
mencari payudara yang hangat.
-000-
Sejak dulu,
aku takut perang karena ia maut yang bising.
Aku hindari perang karena ia berdarah.