DECEMBER 9, 2022
Internasional

Gerakan Jihad Islam Palestina Akan Ikut Negosiasi Gencatan Senjata di Doha Qatar

image
Gerakan Jihad Islam Palestina di Gaza (Foto: Anadolu)

ORBITINDONESIA.COM - Gerakan Jihad Islam Palestina pada Selasa, 14 Januari 2025 mengumumkan bahwa para petinggi mereka akan mengikuti pembicaraan di Doha, Qatar, untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Sebelumnya, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tawanan dengan Israel sudah mencapai "tahap akhir."

Dalam pernyataannya, Hamas menekankan pentingnya “melanjutkan konsultasi dengan para pemimpin faksi Palestina hingga kesepakatan itu dapat difinalkan.”

Baca Juga: Kebakaran Los Angeles AS dan Empati Pada Gaza Palestina

Hamas juga menyebutkan, mereka telah melakukan serangkaian pertemuan dengan para pemimpin faksi untuk mengabarkan kemajuan yang dicapai dalam negosiasi di Doha.

Para pemimpin faksi menegaskan pentingnya “kesiapan nasional secara menyeluruh" untuk tahap selanjutnya dan berbagai hal yang dibutuhkan.”

Qatar menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata di Gaza telah memasuki "tahap akhir" dan pengumuman kesepakatan "sudah dekat."

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Desak PM Israel Netanyahu Setujui Gencatan Senjata Segera di Gaza

Majed al-Ansari, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, mengatakan bahwa draf kesepakatan telah diserahkan kepada Hamas dan Israel.

"Hambatan utama pada isu-isu penting yang dipermasalahkan kedua pihak telah diatasi,” kata dia pada konferensi pers di Doha.

Israel saat ini menahan lebih dari 10.300 warga Palestina. Di pihak lain, Hamas diperkirakan menyandera 98 warga Israel di Gaza. Kelompok itu mengatakan banyak sandera tewas akibat serangan udara Israel yang membabi buta.

Baca Juga: Media: Hamas Siap Teken Kesepakatan Awal Gencatan Senjata Gaza dengan Israel

Negosiasi Israel-Hamas yang ​dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS itu beberapa kali terhenti karena Netanyahu mengajukan syarat-syarat baru.

Kelompok oposisi Israel dan keluarga para sandera menuduh Netanyahu menghalangi upaya gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Sejak Hamas melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, Israel terus melancarkan perang di Jalur Gaza, meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.

Baca Juga: Kementerian Pendidikan: 12.329 Siswa Palestina Terbunuh Sejak Awal agresi Israel di Gaza dan Tepi Barat

Perang Israel di wilayah kantong Palestina itu telah menewaskan lebih dari 46.600 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional atas perang genosida di Gaza.***

Halaman:

Berita Terkait