Catatan Denny JA: Forum Esoterika dan Enam Prinsip Emas Spiritualitas di Era Artificial Intelligence
- Sabtu, 21 Desember 2024 10:55 WIB
Hidup secara spiritual di era ini selalu berupaya melakukan universalisasi pesan agama dan kepercayaan yang ada agar pesan spiritual itu bisa dinikmati oleh siapa saja, termasuk dinikmati warga di luar penganutnya.
Di tengah keberagaman, sekitar 4.200 agama dan kepercayaan hadir sebagai mosaik warisan budaya manusia. Mereka menjadi cermin dari pencarian universal akan makna.
Setiap agama, dalam intinya yang paling murni, menyimpan pesan-pesan spiritual yang melampaui batas-batas identitas.
Hidup secara spiritual di era ini adalah sebuah upaya untuk menyaring esensi dari ajaran-ajaran tersebut—cinta, belas kasih, dan kebijaksanaan—agar bisa dihayati oleh siapa saja, tak peduli keyakinan yang dipegangnya.
Universalisasi bukan berarti menghapus perbedaan, tetapi menemukan harmoni di dalamnya, sehingga pesan-pesan ini menjangkau semua jiwa, tanpa sekat dogma.
Dalam dunia yang semakin terhubung, spiritualitas mengajarkan kita untuk menjadikan ajaran agama bukan sebagai tembok, melainkan jembatan. Agar cahaya yang berasal dari masing-masing tradisi bisa menyinari jalan siapa saja yang mencarinya. Ini adalah warisan bersama, untuk kita rawat dan bagikan.
-000-
Ketiga: Ini era ketika makna hidup dan kebahagiaan sudah diriset oleh ilmu pengetahuan lewat positive psychology.
Semua manusia punya potensi untuk bahagia dan hidup bermakna, apa pun agama dan keyakinannya, sejauh mereka menerapkan prinsip emas.
Saya merumuskan prinsip emas itu berdasarkan 30 tahun riset positive psychology dan neuroscience dalam formula 3P + 2S (Personal Relationship, Positivity, Passion, Small Winning, dan Spirituality).