Tim Peneliti BRIN Eksplorasi Bukit Batu Kepale di Desa Gudang, Simpang Rimba, Bangka Selatan
- Penulis : M. Ulil Albab
- Jumat, 13 Desember 2024 00:52 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tim peneliti dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan penelitian terhadap goresan yang berwarna merah gambar cadas manusia purba di Desa Gudang, Kecamatan Simpang Rimba, Bangka Selatan.
Riset yang mengusung judul “Eksplorasi Gambar Cadas Pulau Bangka: Studi Imaji Prasejarah dan Konteks Kebudayaannya” dilaksanakan pada 9 sampai 20 Desember 2024, di Situs Gambar Cadas Bukit Kepale, Desa Gudang, Kecamatan Simpang Rimba, Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung.
Tujuh personel dari BRIN dengan berbagai bidang disiplin ilmu, diketuai oleh Moh. Mu’alliful Ilmi, ahli kimia BRIN.
Anggotanya adalah: R. Cecep Eka P, dosen Arkeologi UI; Evi Maryati, dosen kimia Universitas Negeri Bengkulu; Adhi Agus Oktavianana, peneliti gambar cadas BRIN; Ari Murti W, dosen arkeologi Universitas Jambi; Sigit Eko Prasetyo, peneliti arkeologi prasejarah BRIN; dan Rezki Yulianti Bahtiar, mahasiswa S2 Arkeologi Universitas Indonesia,
“Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari penelitian sebelumnya yang sudah dilaksanakan pada tahun 2019/2020 yang lalu dan itu merupakan penelitian pendahuluan. Tujuannya memastikan, apakah objek cagar budaya atau bukan, dan sudah di pastikan ini memang objek cagar budaya”, jelas Cecep Eka, dosen arkeologi Universitas Indonesia
Menurut Cecep, dalam penelitian kali ini lebih detail lagi dari sebelumnya. Terutama ingin mengetahui lebih lanjut, bahan apa yang menjadi dasar pada goresan di cerukan bukit Batu kepale ini.
Menurutnya, bila bahan dasarnya sudah diketahui berdasarkan sampel yang ada, maka akan mudah menentukan tahun berapa. Hal ini ditentukan berdasarkan rekonstruksi pencatatan sejarah Bangka. Selain itu apakah ada konteks yang lain yang berada di wilayah sekitar ini.
“Ini merupakan satu-satunya prasejarah yang berada di Bangka Belitung, dan Bangka Belitung merupakan yang keempat, yang lainnya ada di Jambi, Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Berdasarkan teori, bila ini benar-benar objek cagar budaya, maka yang ini lebih tua dari Sumatra Selatan”, lanjut Cecep.
Turut mendampingi dalam kegiatan penelitian ini: Kulul Sari, Ketua LAM Bangka Selatan; Zainal Muttaqin, BKSDA Sumatra Selatan, Resor Konservasi Wilayah TWA Gunung Permisan, perwakilan Bangka Belitung;Taufik Hidayat, Pamong Budaya/Subkor Cagar Budaya dan Museum Disparbudkepora Bangka Belitung; Dwikki Ogi Dhaswara, Pamong Budaya kabupaten Bangka Selatan; dan Makmun, tokoh masyarakat desa Gudang.
Baca Juga: Buku "Goresan Tinta Pelajar," Bukti Kerja Kreatif dan Cerdas Generasi Penerus di Bangka Selatan
Oleh Kulul, Ketua Lembaga Adat Melayu, Bangka Selatan. ***