KAHMI Eropa Raya: Tingkatkan Diplomasi untuk Antisipasi Kebijakan Anti-Muslim Donald Trump
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 16 November 2024 01:54 WIB
"Memang secara jumlah, Muslim adalah minoritas di Eropa. Muslim di Eropa yang didominasi dari negara-negara Timur Tengah, merupakan korban perang dan memiliki citra 'low class'. Namun, dengan mengedepankan prestasi akademis misalnya, kita bisa berperan serta mengubah citra Muslim di Eropa,” kata Vicky.
Diskusi yang dihadiri oleh seluruh anggota Majelis Perwakilan KAHMI Eropa Raya dari berbagai negara di Eropa ini ditutup dengan pandangan yang sama oleh semua yang hadir, bahwa persiapan dalam antisipasi terhadap Islamofobia, khususnya di Eropa, perlu dilakukan.
Upaya-upaya anggota MP KAHMI Eropa raya dalam membangun citra positif sebagai bagian dari wajah Muslim di Eropa perlu terus ditingkatkan, baik di lingkungan kampus maupun dengan masyarakat di negara tempat tinggal masing-masing.
“KAHMI Eropa Raya akan terus melihat perkembangan kebijakan-kebijakan Presiden Trump selama seratus hari ke depan dalam kaitan dengan dampaknya terhadap umat Muslim di Eropa. Pemerintah melalui kekuatan diplomasinya diharapkan mampu memainkan perannya untuk memastikan Islamofobia tidak bangkit dan berkembang,” kata Ketua MP Kahmi Eropa Raya Choirul Anam.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Kajian Jumat Eropa merupakan upaya kolektif KAHMI di berbagai negara di Eropa untuk memperkuat wajah Muslim di Eropa yang rahmatan lil alamin.
"Kami terus berupaya untuk turut berperan serta menjadi duta-duta Muslim di negara Eropa yang merepresentasikan Islam yang indah, Islam yang damai, sesuai dengan Quran dan hadist," kata Anam.***
Baca Juga: Tokoh KAHMI Tantan Taufik Lubis Hadiri Kongres di Moskow untuk Persahabatan Indonesia dan Rusia