Oleh: Syaefudin Simon, Kolumnis
ORBITINDONESIA - Nakal dan ndugal. Itulah sebagian tingkah laku anak-anak kyai saat masih kecil. Tapi masyarakat memakluminya. Kalau anak kyai gak nakal dan nyleneh -- rasanya gak asyik. Gak ada cerita menarik.
Gus Dur, waktu kecil terkenal nakal dan nyleneh. Ia pernah ngajak teman2 santrinya nyuri Ikan di kolam kyai. Pas ketahuan, Gus Dur selamat. Yg ketangkep kyainya santri lain yg sedang nyuri ikan.
Tapi kyainya ngerti, ini ulah Gus Dur. Ya uda, dibiarin aja. Kyai malah memberikan ikannya ke santri tadi untuk dimasak. Gus Dur yg komandan pencuri hanya cengar cengir ke kyai yang nangkep si pencuri. Kyai pun tersenyum. Memaklumi kenakalan cucu Hadratus Syaikh Mbah Hasyim tersebut.
Baca Juga: Horoskop Percintaan Zodiak Cancer 13 Juli 2022: Nikmati Waktu Bersamanya hingga Saatnya Tiba
Saya dulu sering diajak anak kyai nyuri mangga dan kelapa di sekitar pondok pesantren. Nyuri mangga selamat. Pas nyuri klapa sial.
Klapanya jatuh menimpa hidung saya. Sampai keluar darah. Sampai rumah, nenek tanya -- kenapa hidungmu berdarah? Saya jawab: jatuh. Nenek percaya. Padahal gegara nyuri kelapa.
Masyarakat desa tahu, nakalnya anak-anak kyai adalah pertanda "keistimewaan" yang pada saatnya akan memunculkan "keistimewaan" lain yang positif luar biasa.
Tiba-tiba, pas usia remaja, si nakal rajin puasa mutih dan hapal 1000 nadzam kitab Alfiah. Atau hapal Qur'an tanpa pernah belajar menghapal.
Baca Juga: Horoskop Percintaan Zodiak Cancer 12 Juli 2022: Beri Kesempatan bagi Hati untuk Menerima Orang Lain
Ada saja keistimewaan anak-anak kyai yang masa kecilnya nakal tadi. Ada yang kasyaf (tahu sesuatu yg belum terjadi) seperti Gus Mik yang senang ke diskotik; ada yg pinter ilmu kanuragan seperti Gus Maksum di Ponpes Lirboyo. Macam-macam.
Fenomena di atas, antropolog menyebutnya si anak kyai yang nakal tersebut sedang dalam proses "sufi in waiting".
Bagi orang yang hidup di luar tradisi pondok pesantren, fenomena sufi in waiting ini terasa aneh. Padahal proses sufi in waiting adalah "masa-masa emas si anak kyai" yang kudu dimengerti masyarakat. Fenomena seperti itulah yg, konon, sedang terjadi pada Mas Bechi.
Kasus pelecehan seksual yg dilakukan Gus Bechi bagi orang-orang atau santri-santri tertentu yang patuh pada kyainya (ayah si anak nakal) adalah dalam rangka sufi in waiting.
Baca Juga: YG Entertainment Ungkap Serunya Konser BLACKPINK The Virtual Bareng PUBG
Makanya jangan heran kalo mereka membela Gus Bechi dan menghadang polisi yg mau menangkap si anak nakal tadi. Apalagi ayah Mas Bechi adalah Mursyid tarekat Siddiqiyah. Di dunia tarekat, lazimnya, pengganti mursyid adalah anak sulungnya. Mas Bechi adalah anak pertama Mursyid Kyai Muchtar, pemimpin tarekat tersebut.
Tapi, masak sih kenakalan itu berlangsung terus sampai usia dewasa di atas 40 tahun? Dan kenakalannya mengerikan: maling sumpit dan nggebuki perempuan.
Kenakalan model ini jelas sudah anomali. Keterlaluan. Sudah di luar batas kategori proses sufi in waiting. Entah proses menjadi apa. Mungkinkah proses "satan in waiting". Wallahu a'lam.
Kita tunggu saja. Bukankah setiap peristiwa ada hikmahnya? Inilah cara Allah menggedor hati Mas Bechi agar bertobat dan kembali ke jalan yang benar. ***