Ada saja keistimewaan anak-anak kyai yang masa kecilnya nakal tadi. Ada yang kasyaf (tahu sesuatu yg belum terjadi) seperti Gus Mik yang senang ke diskotik; ada yg pinter ilmu kanuragan seperti Gus Maksum di Ponpes Lirboyo. Macam-macam.
Fenomena di atas, antropolog menyebutnya si anak kyai yang nakal tersebut sedang dalam proses "sufi in waiting".
Bagi orang yang hidup di luar tradisi pondok pesantren, fenomena sufi in waiting ini terasa aneh. Padahal proses sufi in waiting adalah "masa-masa emas si anak kyai" yang kudu dimengerti masyarakat. Fenomena seperti itulah yg, konon, sedang terjadi pada Mas Bechi.
Kasus pelecehan seksual yg dilakukan Gus Bechi bagi orang-orang atau santri-santri tertentu yang patuh pada kyainya (ayah si anak nakal) adalah dalam rangka sufi in waiting.
Baca Juga: YG Entertainment Ungkap Serunya Konser BLACKPINK The Virtual Bareng PUBG
Makanya jangan heran kalo mereka membela Gus Bechi dan menghadang polisi yg mau menangkap si anak nakal tadi. Apalagi ayah Mas Bechi adalah Mursyid tarekat Siddiqiyah. Di dunia tarekat, lazimnya, pengganti mursyid adalah anak sulungnya. Mas Bechi adalah anak pertama Mursyid Kyai Muchtar, pemimpin tarekat tersebut.
Tapi, masak sih kenakalan itu berlangsung terus sampai usia dewasa di atas 40 tahun? Dan kenakalannya mengerikan: maling sumpit dan nggebuki perempuan.
Kenakalan model ini jelas sudah anomali. Keterlaluan. Sudah di luar batas kategori proses sufi in waiting. Entah proses menjadi apa. Mungkinkah proses "satan in waiting". Wallahu a'lam.
Kita tunggu saja. Bukankah setiap peristiwa ada hikmahnya? Inilah cara Allah menggedor hati Mas Bechi agar bertobat dan kembali ke jalan yang benar. ***