Pada Akhirnya China Akan Dipaksa untuk Berperang dengan AS
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 September 2022 08:15 WIB
Waktu sedang berpihak ke China, maka AS harus memprovokasi perang secepat mungkin menemukan sesuatu untuk diperbaikinya.
Jika tidak ada masalah pun harus dicarikan masalah, kalau tidak maka akan terlambat. Inilah teori dasar untuk mempertahankan hegemoninya. Seperti di Selat Taiwan yang tadinya tidak ada masalah, tapi sengaja menciptakan masalah di Selat Taiwan oleh AS.
Masalah terbesar AS adalah krisis utang yang telah menumpuk hampir 30 triliun dollar AS. Jumlah inipun akan semakin meningkat dan jika ditambah dengan bunga, AS tidak akan sanggup membayarnya.
Baca Juga: Simak 5 Tips Lolos Audisi MasterChef Indonesia Season 10, Tidak Pernah Gagal
Dalam keadaan seperti ini, AS tidak mengurangi anggaran militernya yang super besar hampir 800 milliar dollar AS, terbesar di dunia.
Itu karena senjata nuklir, jet tempur dan kapal induknya adalah kekuatan militernya, sebagai jaminan kebebasan dari penagihan utang (malak).
Dengan kekuatan super militernya dan anggaran yang luar biasa besarnya itulah sebagai modal dasar dari AS untuk menindas beberapa negara lemah, lalu merampok dan menjarah sumber kekayaan alamnya.
Sama seperti preman kampung yang makan minum tidak bayar dan ngutang sana sini. Preman kampung ini bisa seperti itu karena tidak ada orang lain yang bisa mengalahkannya. Jika ada, jauh-jauh hari preman kampung ini pasti sudah dilumpuhkan.
Baca Juga: Simak Cara Pendaftaran Jadi Peserta MasterChef Indonesia Season 10, Ditutup 7 Oktober 2022
Proyeksi hegemoni militer AS yang mengandalkan jet tempur berbasis kapal induk dan kapal induk yang merupakan senjata penyerang murni.