DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

XL Axiata Sebut Industri Telekomunikasi Indonesia ke Depan Sangat Menantang

image
Chief Corporate Affiars XL Axiata, Marwan O Baasir bicara tentang industri telekomunikasi (ANTARA/Agus Wira Sukarta)

ORBITINDONESIA.COM - Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir mengatakan, industri telekomunikasi Indonesia ke depan tetap akan sangat menantang, bahkan tak menjadi lebih ringan untuk dilalui.

"Kompetisi antaroperator akan terus ketat, berkembangnya selera dan kebutuhan pelanggan dan masyarakat juga akan sangat mempengaruhi arah strategi bisnis. Selain itu, kami juga harus menghadapi munculnya pesaing baru yang membawa teknologi telekomunikasi baru, seperti Starlink dan sejenisnya," kata Marwan di Yogyakarta, Rabu malam, 23 Oktober 2024.

Ia menyebutkan, saat yang sama, sejumlah persoalan hingga saat ini belum jelas penanganan dan belum jelas aturannya, padahal sangat berpotensi mengganggu jalannya bisnis telekomunikasi secara industri.

Baca Juga: Pakar Telekomunikasi ITB Ridwan Effendy: Dua Rekomendasi Agar Kedaulatan Indonesia Lewat Satelit Terjaga

Menurutnya, meski kompetisi masih akan sangat ketat, peluang untuk terus dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis masih terbuka seiring dengan kompetisi industri yang semakin rasional, di mana persaingan dari sisi kualitas dan pelayanan menjadi hal utama.

Peluang yang terbuka tersebut tentu akan XL Axiata optimalkan dengan terus fokus pada upaya mendorong dan meningkatkan layanan baru dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, salah satunya layanan konvergensi.

Selain adanya peluang, manajemen XL Axiata memandang pihaknya saat ini menghadapi tantangan bagaimana menjaga keberlangsungan industri dengan memastikan ketersediaan layanan dengan harga yang kompetitif sebanding dengan kualitas layanan yang diberikan.

Baca Juga: Dirjen Kemenkominfo, Ismail: Penerapan Teknologi Telekomunikasi 6G Harus Disesuaikan dengan Kebutuhan

Dengan demikian, industri telekomunikasi bisa tetap sehat dan masyarakat bisa mendapatkan layanan Internet yang berkualitas.

XL Axiata berharap pemerintah bisa membantu menciptakan iklim yang positif dan sehat tersebut yang juga akan bisa mendukung percepatan dan pemerataan pembangunan nasional.

Marwan menyebut, perlunya intervensi segera dari pemerintah dalam menangani sejumlah persoalan yang hingga saat ini belum ada kejelasan padahal sudah sangat jelas akan mengganggu pelaku industri telekomunikasi nasional, terutama para operator.

Baca Juga: Putu Indah Savitri: Kehadiran Starlink dan Pentingnya Menjaga Kedaulatan Siber

Tantangan regulasi yang tengah diperjuangkan oleh XL Axiata salah satunya menyangkut insentif untuk biaya regulasi.

Beban biaya yang harus dipikul oleh XL Axiata untuk menopang operasional ini, termasuk pajak spektrum frekuensi, semakin mahal dan memberatkan.

Dalam menjalankan bisnis telekomunikasi di Indonesia, kami selaku operator selalu berupaya mematuhi setiap kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh regulator, dalam hal ini pemerintah. Salah satunya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari spektrum frekuensi, yang secara berkala terus mengalami peningkatan, hal tersebut secara langsung berdampak pada peningkatan biaya operasional operator,” kata Marwan.

Baca Juga: Starlink Tegaskan Sudah Penuhi Semua Perizinan untuk Pengoperasian di Indonesia

XL Axiata berharap pemerintah dapat memperhatikan beban regulasi yang saat ini dibebankan kepada industri telekomunikasi. Rasio biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP) terhadap pendapatan kotor operator telah mencapai 13-14 persen melebihi batas wajar yang ideal 5-10 persen.

Terkait dengan kebutuhan atas tambahan spektrum atau frekuensi untuk peningkatan kualitas layanan, XL Axiata juga mendorong pemerintah untuk menggelar lelang spektrum yang cocok untuk jaringan 4G dan 5G.

XL Axiata berminat mengikuti lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz yang akan diselenggarakan, dan berharap pemerintah menetapkan “reserved price” yang lebih terjangkau dan tidak memberatkan operator.

Baca Juga: Brasil Bekukan Rekening Starlink Holding Milik Elon Musk

XL Axiata memandang, harga awal yang minim dan penerapan faktor pengurang dalam regulasi akan membantu memastikan kelayakan ekonomis bisnis operator, serta mendorong pengembangan jaringan, termasuk di wilayah pelosok.

Karena itu, XL Axiata juga menekankan pentingnya kolaborasi yang sinergis antara pemerintah dan operator dalam membangun jaringan di lokasi yang menjadi kewajiban pemenang lelang frekuensi.***

Berita Terkait