DECEMBER 9, 2022
Nasional

Meutya Hafid Terpilih Jadi Menteri Komunikasi dan Digital di Pemerintahan Presiden Prabowo

image
Politikus Partai Golkar Meutya Hafid menyapa wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.

ORBITINDONESIA.COM - Politisi Partai Golkar Meutya Hafid terpilih menjadi Menteri Komunikasi dan Digital dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029, pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Meutya Viada Hafid, B.Eng., M.I.P Menteri Komunikasi dan Digital," ujar Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024.

Berdasarkan pengumuman Prabowo tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika berubah nomenklatur menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital.

Baca Juga: Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid: Data Pertahanan Tidak Bisa Dibuka Sembarangan

Meutya menggantikan Menteri Komunikasi dan Informatika yang sebelumnya dijabat oleh Budi Arie Setiadi. Budi Arie sendiri kini menempati posisi sebagai Menteri Koperasi.

Kabar Meutya akan menjabat sebagai menteri di pemerintahan baru sudah santer terdengar. Budi Arie juga mengonfirmasi bahwa Meutya akan menjadi penerusnya.

Meutya pun menjadi salah satu orang yang memenuhi panggilan Presiden Prabowo ke kediamannya di bilangan Kertanegara, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024. Pemanggilan tersebut mengisyaratkan bahwa ia masuk dalam jajaran calon menteri untuk kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Juga: Ketua Komisi I Meutya Hafid: DPR RI Setuju Dengan Catatan Terhadap 33 Calon Duta Besar, Berikut Ini Daftarnya

Namun, setelah pertemuannya dengan Prabowo tersebut, Meutya masih enggan mengungkapkan permintaan Prabowo terkait keterlibatannya dalam pemerintahan.

Meutya Hafid, lahir pada 3 Mei 1978, ia menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI periode 2019-2024 dan berasal dari daerah pemilihan Sumatra Utara I. Perempuan asal Bandung, Jawa Barat, ini kembali terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2024-2029 di dapil yang sama.

Hal tersebut, merupakan ketiga kalinya Meutya terpilih menjadi anggota DPR, setelah pertama kali menjabat melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW) menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal pada 2010.

Baca Juga: PM Belanda Dick Schoof Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden Prabowo

Meutya memiliki pengalaman panjang sebagai seorang jurnalis televisi, dan namanya mulai dikenal publik setelah insiden penyanderaan di Irak pada tahun 2005 bersama seorang kamerawan Metro TV.

Meutya menempuh pendidikan dasar dan menengah di Jakarta, lalu melanjutkan SMA di Crescent Girl’s School, Singapura, lulus pada 1997. Ia kemudian melanjutkan studi di Universitas New South Wales, Australia, dan meraih gelar sarjana pada 2001. Kemudian, pada 2018, ia menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Indonesia.

Meutya memutuskan untuk berkarier di dunia politik dengan bergabung bersama Partai Golkar pada 2009 sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara I. Ia terus meraih keberhasilan dan terpilih kembali pada beberapa periode berikutnya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Umumkan Nama-nama Menteri Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya

Sebagai seorang politisi, Meutya berperan penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen dan memperjuangkan isu-isu gender. Ia menjadi salah satu suara utama dalam advokasi hak-hak perempuan dan anak, serta mendukung peran yang lebih besar bagi perempuan di berbagai sektor, termasuk politik.

Selain itu, sebagai Ketua Komisi I DPR RI periode 2019-2024, Meutya memiliki pengalaman luas dalam menangani isu-isu strategis, termasuk bidang pertahanan, intelijen, komunikasi, dan informasi.

Pengalaman tersebut memberikannya pemahaman tentang tantangan yang dihadapi sektor telekomunikasi dan informasi di Indonesia.

Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Resmi Tunjuk Sugiono Sebagai Menlu RI

Sebagai Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya diharapkan dapat memberikan solusi yang nyata dan efektif dalam menghadapi berbagai persoalan di sektor komunikasi dan teknologi digital di Indonesia.***

Sumber: Antara

Berita Terkait