Presiden Ibrahim Traore: Burkina Faso Mulai Cabut Izin Perusahaan Asing Penambang Emas
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 07 Oktober 2024 00:24 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Burkina Faso mulai mencabuti izin beberapa perusahaan pertambangan emas asing yang beroperasi di negara tersebut, demikian diungkapkan Presiden sementara Ibrahim Traore pada Sabtu, 5 Oktober 2024.
"Saya tidak mengerti mengapa kami tidak bisa menambang emas kami sendiri dan (justru) membiarkan perusahaan internasional melakukannya," kata Ibrahim Traore dalam siaran langsung di stasiun televisi RTB.
"Ada izin yang saat ini kami cabut (dari perusahaan asing), dan pada akhirnya kami akan menambang emas sendiri," ujar Ibrahim Traore, ketika ditanya tentang salah satu tambang emas di negara tersebut.
Baca Juga: Hasil Grup E Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Burkina Faso Amerika Serikat Amankan Tiket 16 Besar
Ia mengatakan bahwa pengelolaan tambang tersebut bisa dialihkan di bawah kendali pemerintah, tetapi tidak menyebutkan perusahaan mana yang dicabut izinnya dari operasi penambangan.
Pada Februari, Kementerian Energi, Pertambangan, dan Penggalian Burkina Faso mengumumkan penangguhan izin ekspor untuk emas dan komoditas berharga lainnya yang ditambang oleh tambang kecil atau semimekanik.
Penangguhan tersebut dilakukan karena kebutuhan untuk "membersihkan" sektor pertambangan, serta mencerminkan keinginan pemerintah untuk meningkatkan organisasi penjualan emas dan komoditas berharga lainnya, kata kementerian tersebut.
Baca Juga: Hasil Piala Dunia U17 2023: Burkina Faso Bikin Korea Selatan Alami Kekalahan Ketiga di Fase Grup E
Menurut GlobalData, Burkina Faso adalah produsen emas terbesar ke-15 di dunia pada 2023, dengan mencatatkan kenaikan produksi sebesar empat persen pada 2022.
Burkina Faso menyumbang dua persen dari produksi emas global, dengan produsen terbesar adalah China, Rusia, Australia, dan Kanada.
Endeavour Mining, yang berbasis di London, Inggris, merupakan salah satu produsen emas terkemuka di Burkina Faso.
Baca Juga: Wapres Zimbabwe, Mohadi: Forum Indonesia-Afrika ke-2 Dorong Peningkatan Kerja Sama Pertambangan
Pada 2021, produksi perusahaan itu turun 18 persen dibandingkan 2020.***