DECEMBER 9, 2022
Kolom

IN MEMORIAM: Rm. A. Benny Susetyo (1968-2024)

image
Rm. A. Benny Susetyo (Foto: ANTARA)

"Sekarang kan bukan reformasi, tapi repot-nasi. Sejak awal reformasi mempunyai musuh bersama yakni Pak Harto dan para kroninya - semua terlibat dalam KKN. Para mahasiswa memang telah menjatuhkan Pak Harto. Namun orang-orang Orba telah membajak Reformasi dan berkuasa sampai hari ini,- lewat KKN lagi yang dahulu mau diganyang oleh mahasiswa!" ujar Benny dengan aksen Malangnya.

Benny juga prihatin dengan partai-partai politik yang sama sekali tidak punya ideologi. Api idealisme perjuangan untuk rakyat tidak ada. "Ironis, partai tidak membina kader sehingga punya akar. Ideologinya, ya, hanya cari uang, posisi lewat menjilat Penguasa."

Menurut Benny, "Kita perlu pemimpin yang memilik wawasan kebudayaan, pemimpin yang mampu membawa kita keluar dari sistem feodalisme Asal Bapak Senang ke sistem yang egaliter."

Baca Juga: Pembubaran Ibadah Jemaat Gereja Di Bandar Lampung, Pemuda Katolik Minta Wali Kota Segera Turun Tangan

Apakah ada pemimpin macam itu?  "Jelas ada lah. Orang Indonesia kan ratusan juta," katanya diplomatis. Benny enggan menyebut nama, namun ia mengagumi almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. "Beliau memberikan harta miliknya untuk RI tanpa mau jasanya dicatat. Takhtanya benar-benar untuk rakyat," ujarnya memuji mantan wakil presiden RI serta raja Kraton Jogjakarta itu. 

Menjadi Penulis

Di sela-sela kesibukannya sebagai pastor, Romo Benny Susetyo selalu menyempatkan waktu untuk menulis. Setiap bulan kira-kira ada empat tulisannya tersebar di pelbagai koran berkelas, Benny sendiri mengaku, menulis itu sudah menjadi kebiasaannya sejak masih mahasiswa pada masa studi filsafatnya dahulu di Malang.

Baca Juga: Indahnya Persaudaraan, Siswa SMA Katolik Santo Paulus Jember Berbagi Takjil untuk Buka Puasa Umat Islam

“Menulis itu kan pergumulan. Selama kita masih bergumul dengan berbagai masalah, ya, selalu akan ada tulisan-tulisan saya yang lahir,'' tutur imam yang tulisannya tentang “Revolusi Mental” (Sindo, 10 Mei 2014) ini pernah membuat dirinya dikira sebagai aktor intelektual dalam program Gubernur DKI, Joko Widodo yang juga menulis tentang “Revolusi Mental” (Kompas juga 10 Mei 2014) dalam rangka  pencalonan kepresidenannya saat itu. 

Benny memang penulis artikel yang sangat produktif. Banyak rekannya yang adalah aktivis dan tokoh gerakan Islam telah meminta agar artikel-artikel tersebut dibukukan. Alhasil, hingga kini Benny sudah merilis sekitar 20 buku, belum termasuk artikel.

''Saya sendiri malah sudah tidak ingat persis judulnya apa saja,'' paparnya. Dapat banyak royalti dong? "Royalti opo? Kalaupun ada yang dapat ya teman-teman yang menerbitkan. Dananya untuk gerakan, pemberdayaan, membangun jaringan, dan sebagainya. Aku sendiri malah nggak ngurus royalti," celotehnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Silence: Perjalanan Menyentuh Hati Dua Imam Katolik di Jepang Alami Konflik di Bioskop Trans TV

Tiba-tiba 

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Grup WA SATUPENA

Berita Terkait