DECEMBER 9, 2022
Kolom

IN MEMORIAM: Rm. A. Benny Susetyo (1968-2024)

image
Rm. A. Benny Susetyo (Foto: ANTARA)

Oleh Simon L. Tjahjadi

ORBITINDONESIA.COM - Pribadi Romo Antonius Benny Susetyo, imam praja Keuskupan Malang tahbisan 3 Oktober 1996, yang biasa dipanggil “Romo Benny” ini, telah melejit bak shooting star.

Ia sering tampil di TV dan aneka media sosial, tulisannya dimuat di banyak surat kabar, sedangkan seminar-seminarnya mempunyai tema dengan spektrum luas, mulai dari soal agama, lingkungan hidup, pendidikan, budaya hingga soal-soal peka dalam bidang sosial-politik, misalnya soal HAM dan kritik atas Pemerintah.

Baca Juga: Pembubaran Ibadah Jemaat Gereja Di Bandar Lampung, Pemuda Katolik Minta Wali Kota Segera Turun Tangan

Kemungkinan besar ada kaitannya dengan dua tema yang disebut terakhir ini, pada 11 Agustus 2008 Benny pernah dikeroyok dan digebuki oleh tiga orang tak dikenal yang kemudian lari setelah merenggut HP dari kantongnya, lengkap dengan data-data di dalamnya.

Awal di Situbondo 

Apa pasalnya, hingga anak Malang kelahiran 10 Oktober 1968 ini menjadi tempat rujukan banyak orang, kadang bukan tanpa kontroversi? Latar belakangnya berawal di tahun 1996, saat Benny mendapat tugas baru sebagai pastor di paroki Situbondo, Jawa Timur.

Baca Juga: Indahnya Persaudaraan, Siswa SMA Katolik Santo Paulus Jember Berbagi Takjil untuk Buka Puasa Umat Islam

Sepekan sebelumnya, terjadi kerusuhan hebat di kota santri ini. Sedikitnya selusin gereja dibakar habis, termasuk Gereja Katolik Situbondo. Benny ditugaskan ke sana untuk “membangun persaudaraan sejati” dengan para tokoh dan saudara di Situbondo dan Bondowoso. 

Sejak itulah pergumulan sosial-politik Benny kian mendalam. Dia punya banyak pengalaman baru bertemu dengan para kiai, berkunjung ke pesantren, hingga menggelar sejumlah acara bersama. Posisinya sebagai pastor Situbondo memberikan nilai tambah berupa keluasan dan keleluasaan bergaul dengan banyak tokoh masyarakat di kota kecil itu.

Benny diundang ke mana-mana untuk diminta bicara tentang refleksi dan pandangannya atas kasus Situbondo dan soal-soal sosial-politik era Orde Baru. Gaya bicaranya yang jawa-timuran (blak-blakan, tanpa tedeng aling-aling, namun tulus-terbuka) membuat dirinya diterima oleh para tokoh lintas agama di sana, khususnya aktivis muslim dan pemuka Islam.

Baca Juga: Sinopsis Film Silence: Perjalanan Menyentuh Hati Dua Imam Katolik di Jepang Alami Konflik di Bioskop Trans TV

Ketua Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU) waktu itu, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pun menjadi sahabat dekat Rm. Benny. Begitu juga KH Hasyim Muzadi, KH Ali Maschan Moesa, KH Said Aqil Siradj hingga Ulil Abshar-Abdalla.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Grup WA SATUPENA

Berita Terkait