DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Megawati Terima Gelar Profesor Kehormatan dari Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage

image
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mendapat gelar profesor kehormatan dari Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage (IUTCH) di Samarkand, Uzbekistan, Sabtu 21 September 2024. (ANTARA)

“Sebagai bentuk pengakuan atas upaya Anda dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Uzbekistan, merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk menganugerahkan gelar Profesor Kehormatan kepada Anda Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage,” ujar Abdulhakimov.

“Selamat atas penghargaan yang pantas Anda terima ini. Anda kini menjadi anggota komunitas akademis kami yang berharga, dan kami sangat merasa terhormat atas kehadiran Anda bersama kami,” katanya.

Ia lalu mengajak semua pihak untuk mendoakan Megawati agar selalu sehat, panjang umur dan bahagia, serta dukungan yang terus-menerus dari keluarga dan orang-orang terkasih.

Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani: Megawati Soekarnoputri Tak Hadiri Upacara HUT RI di IKN Karena Agenda Partai

“Profesionalisme dan dedikasi Anda akan menginspirasi generasi mendatang. Semoga kedamaian, kebahagiaan, dan kemakmuran selalu menyertai Anda dan keluarga,” kata Abduhakimov.

Dalam pidatonya, ia juga sempat menjelaskan panjang tentang kerja Megawati ketika menjabat di jajaran eksekutif Indonesia.

Menurutnya, Megawati sudah membawa Indonesia melewati masa sulit dalam sejarah Indonesia, khususnya setelah krisis tahun 1998.

Baca Juga: Megawati Pimpin Upacara 17 Agustus di Sekolah Partai PDI Perjuangan Jakarta: Dihadiri Ribuan Kader

Ia juga membeberkan hubungan seorang Megawati dengan ayahnya Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.

“Merefleksikan masa lalu, kami mengenang ayah Anda, Presiden Soekarno, dan kontribusinya yang penting bagi politik dunia. Ia adalah tokoh pendiri gerakan nonblok dan advokat yang kuat untuk kemerdekaan dan kerja sama di antara negara-negara berkembang,” tuturnya

“Pada tahun 1956, saat berkunjung ke Samarkand, Presiden Soekarno menjadi pemimpin asing pertama yang berziarah ke makam Imam Al-Bukhari. Ia dengan senang hati menggambarkan orang-orang Uzbekistan sebagai ‘Jauh dari mata tetapi dekat di hati’. Kini, banyak orang Indonesia mengikuti jejaknya, mengunjungi Uzbekistan sebagai bagian dari wisata religi,” katanya. ***

Baca Juga: Akan Ada Pertemuan Megawati dan Prabowo Sebelum Pelantikan

Halaman:

Berita Terkait